Kabupaten Tuban merupakan wilayah dengan populasi sapi terbanyak se-Jawa Timur. Potensi ini tentunya bisa dimanfaatkan masyarakat untuk mengolah limbah kotoran tersebut menjadi salah satu energi terbaharukan seperti halnya biogas. Penggunaan biogas bisa mengatasi kelangkaan LPG sekaligus membantu ketahanan energi negara. Jika terjadi penghentian pasokan gas secara tiba-tiba, negara dapat menghadapi berbagai risiko kerugian. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk merekayasa percepatan bahan tambah dalam memproduksi gas, agar urgensi penggunaan biogas dapat teratasi. Penelitian ini menggunakan pendekatan secara statistik melalui metode Design of Experiment (DoE). Melalui pendekatan statistika tersebut, akan dapat diketahui pengaruh setiap perlakuan terhadap percepatan pembentukan biogas. Adapun hasil perlakuan 1 nilai F-hitung diketahui 2,440 Psi. Perlakuan 2, nilai F-hitung diketahui 0,721 Psi. Perlakuan 3, nilai F-hitung diketahui 3,425 Psi. Rata-rata tekanan gas tertinggi terjadi pada perlakuan 3 berbahan dasar eceng gondok dengan tekanan gas mencapai 2.273 Psi. Sedangkan perlakuan 1 dan 2 memiliki tekanan yang lebih sedikit yaitu 1.234 Psi dan 1.838 Psi. Hal ini mengindikasikan eceng gondok lebih efektif dalam mempercepat pembentukan biogas. Karena eceng gondok tidak memerlukan waktu yang lama selama proses penguraian, memiliki kandungan hemiselulosa dalam kadar tinggi yaitu sebesar 43%, memiliki akar serabut yang mampu menyerap amonia langsung dari air limbah dan mengubahnya menjadi senyawa nitrogen, dimana nitrogen itu sendiri merupakan komponen pembentuk biogas.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2024