Ketersediaan hunian terjangkau di kawasan perkotaan Banda Aceh menjadi isu krusial seiringmeningkatnya urbanisasi, keterbatasan lahan, dan tingginya biaya konstruksi konvensional. Pendekatanmodular design atau desain modular menawarkan solusi strategis untuk mempercepat pembangunan,menekan biaya, serta menyediakan hunian yang fleksibel dan adaptif terhadap kebutuhan masyarakat urban.Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi potensi penerapan prinsip modular design dalam kontekspembangunan hunian terjangkau di Banda Aceh, dengan mempertimbangkan kondisi sosial, ekonomi, dangeografis lokal. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif-deskriptif melalui studiliteratur, observasi lapangan, serta wawancara dengan pemangku kepentingan, termasuk perencana kota,arsitek, pengembang, dan warga. Penelitian ini juga dilengkapi dengan studi komparatif terhadap beberapaproyek hunian modular di kota lain yang memiliki karakteristik serupa. Hasil penelitian menunjukkanbahwa penerapan modular design mampu menurunkan biaya konstruksi hingga 20–30% dan mempercepatwaktu pembangunan hingga setengah dari metode konvensional. Sistem ini juga memungkinkanpengembangan bertahap dan penyesuaian desain terhadap budaya lokal Aceh, seperti penggunaan bentukatap tradisional dan orientasi bangunan yang merespon iklim tropis. Meskipun demikian, beberapatantangan seperti keterbatasan industri prefabrikasi lokal, regulasi yang belum mendukung, dan persepsimasyarakat terhadap hunian modular perlu diatasi melalui pendekatan lintas sektor dan kebijakan insentif.Studi ini menyimpulkan bahwa modular design memiliki potensi besar dalam menyediakan hunianterjangkau yang efisien dan berkelanjutan di Banda Aceh, terutama jika diintegrasikan dengan kebijakanpemerintah dan partisipasi masyarakat. Rekomendasi utama dari penelitian ini adalah perlunya dukungankebijakan, penyediaan infrastruktur produksi modular, serta edukasi publik terhadap manfaat desainmodular dalam konteks hunian urban.
Copyrights © 2023