Indonesia merupakan salah satu produsen kayu bulat terbesar dunia, namun belum menjadi pengekspor utama kayu olahan. Di Jawa Timur, khususnya Kabupaten Jember, kayu sengon menjadi komoditas kayu utama yang mendorong tumbuhnya industri pengolahan veneer, seperti CV Plywood Indonesia di Kecamatan Kalisat. Industri ini menghadapi permasalahan pengelolaan bahan baku, yaitu kelebihan maupun kekurangan stok kayu sengon yang berdampak pada kelancaran produksi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis estimasi kebutuhan bahan baku, tingkat pemesanan ekonomis, persediaan pengaman, persediaan maksimum, serta titik pemesanan kembali kayu sengon. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan Economic Order Quantity (EOQ), Safety Stock, dan Reorder Point. Hasil penelitian menunjukkan bahwa estimasi kebutuhan bahan baku sebesar 2.057 m³ per bulan, dengan pemesanan ekonomis sebanyak 188 m³ sebanyak 11 kali pemesanan per bulan. Safety Stock sebesar 305 m³ dan maksimum persediaan 493 m³ masih berada dalam kapasitas gudang. Nilai Reorder Point sebesar 373 m³ dapat menjadi acuan dalam menentukan waktu pemesanan kembali. Penerapan strategi ini dapat menekan biaya penyimpanan dan menghindari kerugian akibat kelebihan maupun kekurangan stok bahan baku.
Copyrights © 2025