Social loafing adalah fenomena di mana individu cenderung mengurangi usaha dan kontribusinya dalam tugas kelompok dibandingkan saat bekerja sendiri. Salah satu faktor yang diduga mempengaruhi social loafing adalah adversity quotient (AQ), yaitu ketangguhan individu dalam menghadapi kesulitan. Penelitian ini bertujuan menganalisis hubungan antara AQ dan social loafing pada mahasiswa Ilmu Komunikasi. Metode yang digunakan adalah kuantitatif dengan pengumpulan informasi melalui kuesioner yang mengukur AQ dan social loafing. Instrumen yang digunakan adalah skala AQ (17 item valid, α = 0,781) dan skala social loafing (23 item valid, α = 0,950). Subjek penelitian adalah mahasiswa Ilmu Komunikasi, dan analisis dilakukan menggunakan uji normalitas, uji linieritas, serta analisis item minute untuk menguji korelasi kedua variabel. Hasil penelitian menunjukkan korelasi positif sedang sebesar 0,492, yang berarti semakin tinggi AQ, semakin besar kemungkinan terjadinya social loafing, meskipun hubungan ini tidak kuat. Hubungan ini bersifat deterministik, artinya nilai AQ yang lebih tinggi tidak selalu menyebabkan meningkatnya social loafing, namun ada kecenderungan saling terkait. Implikasi utama dari temuan ini yakni ketangguhan individu dalam menghadapi kesulitan tidak secara otomatis mengurangi kecenderungan untuk aktif dalam kelompok. Justru, mahasiswa dengan adversity quotient tinggi mungkin menghadapi tantagan psikologis atau social tertentu yang memicu perilaku social loafng.
Copyrights © 2025