Penelitian ini membahas tradisi Guro-Guro Aron yang diselenggarakan oleh Ikatan Mahasiswa Karo di Universitas Negeri Medan (Unimed) dengan pendekatan semiotika Roland Barthes. Tradisi ini tidak hanya sebagai bentuk pelestarian budaya, tetapi juga sebagai sistem komunikasi simbolik yang merepresentasikan nilai, identitas, dan ideologi etnis Karo. Melalui analisis terhadap elemen-elemen seperti tarian Landek, pakaian adat, struktur marga, dan interaksi dalam acara Perkolong-kolong, penelitian ini mengungkap bahwa tradisi tersebut membangun mitos-mitos sosial yang menaturalisasi relasi adat dan struktur sosial tertentu. Data diperoleh melalui metode kualitatif berupa wawancara, observasi partisipatif, dan analisis dokumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Guro-Guro Aron memainkan peran penting dalam membentuk identitas kolektif mahasiswa Karo di tengah arus modernisasi, serta menjadi media ideologis yang mereproduksi nilai-nilai tradisional secara simbolik. Penelitian ini menekankan pentingnya dukungan institusional dan kesadaran kritis generasi muda dalam menjaga keberlanjutan dan makna budaya lokal
Copyrights © 2025