Gulma bayam duri (Amaranthus spinosus L.) memiliki sifat sebagai tanaman pengganggu dan dapat menurunkan produktivitas tanaman budi daya (Sulistyono, 2017). Bioherbisida yang berbahan aktif senyawa alelopati ini dapat menjadi solusi untuk mengatasi permasalahan pengendalian gulma di lahan budi daya (Soltys et al., 2013). Tanaman yang mengandung senyawa alkaloid, saponin, tannin, resin, triterpenoid dan flavonoid dapat diindikasikan menjadi bioherbisida karena memberikan efek fitotoksisitas pada gulma bayam duri (Riskitavani dan Purwani, 2013). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui respons gulma bayam duri akibat pemberian ekstrak tumbuhan dan mengetahui konsentrasi yang memberikan pengaruh tertinggi dalam menekan pertumbuhan gulma bayam duri. Penelitian menggunakan RAK Faktor Tungggal yang terdiri dari 8 perlakuan dan 5 ulangan. Perlakuan terdiri dari kontrol negatif, ekstrak alang-alang konsentrasi 15% dan 30% , ekstrak bandotan konsentrasi 15% dan 30%, ekstrak kirinyuh konsentrasi 15% dan 30%, kontrol positif (Herbisida sintetik) Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak tumbuhan dengan konsentrasi tidak memberikan pengaruh dalam menekan pertumbuhan bayam duri. Tetapi ekstrak kiriyuh 30% memberikan pengaruh yang paling baik dibandingkan dengan ekstrak tumbuhan lainnya, yaitu dengan berat rata-rata bobot basah 0,41 g, rata-rata bobot kering 0,07 g, dan rata-rata tinggi 6,54 cm.
Copyrights © 2025