Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

Potensi jamur rizosfer bawang merah dalam menekan Fusarium oxysporum f.sp. cepae, penyebab penyakit busuk umbi bawang merah Satriyo Restu Adhi; Tarkus Suganda
Kultivasi Vol 19, No 1 (2020): Jurnal Kultivasi
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (495.815 KB) | DOI: 10.24198/kultivasi.v19i1.22877

Abstract

Sari. Penyakit busuk umbi yang disebabkan oleh Fusarium oxysporum f.sp. cepae (Foc) merupakan salah satu penyakit penting pada bawang merah. Pengendalian penyakit busuk umbi yang ramah lingkungan adalah dengan menggunakan pengendalian biologis. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan isolat jamur asal rizosfer tanaman bawang merah yang memiliki sifat antagonis terhadap Foc. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Fitopatologi Departemen Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran, pada bulan November 2017 hingga Januari 2018. Tahapan penelitian ini terdiri atas: (1) isolasi dari tanah rizosfer pertanaman bawang merah asal Desa Pelayangan Kabupaten Cirebon, (2) uji antagonisme secara in-vitro dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL), dan (3) uji kemampuan jamur rizosfer dalam memicu perkecambahan benih bawang merah. Dari hasil percobaan diperoleh 11 isolat jamur rizosfer yang terdiri atas genus Aspergillus, Penicillium, Paecilomyces, dan Trichoderma yang memiliki karakteristik mikroskopis yang berbeda satu sama lain. Hasil uji antagonisme menunjukkan bahwa 11 isolat jamur rizosfer yang diuji memiliki sifat antagonistik dan dapat menghambat jamur Foc secara in-vitro antara 65,58% hingga 84,71%. Isolat JRC1 (Aspergillus) dan JRC6 (Paecilomyces) memiliki sifat memicu perkecambahan benih bawang merah.Kata kunci: Bawang merah ∙ Jamur antagonis rizosfer ∙ Busuk umbi ∙ Fusarium oxysporum f.sp cepaeAbstract. Basal rot caused by Fusarium oxysporum f.sp. cepae (Foc) is one of the important diseases in shallot. Biological control is one of the environmentally friendly control methods. The purpose of this research was to obtain isolates of rhizospheric fungi of shallot which were antagonistic against Foc. Research has been conducted at the Laboratory of Phytopathology Department of Plant Pests and Diseases, Faculty of Agriculture, Universitas Padjadjaran, from November 2017 up to January 2018. The research consisted of: (1) isolation of fungi from shallot rhizosphere soil of shallot plantation located at Desa Pelayangan Cirebon, West Java, (2) in-vitro antagonistic test using a completely randomized design (CRD), and (3) test the ability of selected fungal isolates to triggering shallot seed germination. The experiment obtained 11 isolates of the antagonistic rhizospheric fungi consisted of Aspergillus, Penicillium, Paecilomyces, and Trichoderma which have different microscopic characteristics. The results showed that antagonistic rhizospheric fungi inhibit the growth of Foc. Their inhibitions rate ranged from 65.58% to 84.71%. The isolates of JRC1 (Aspergillus) and JRC6 (Paecilomyces) were able to trigger the germination of shallot seeds.Keywords: Shallot ∙ Antagonistic rhizospheric fungi ∙ Basal rot ∙ Fusarium oxysporum f.sp. cepae
Variasi Morfometri dan Patogenisitas Peronosclerospora spp. Penyebab Penyakit Bulai Jagung di Pulau Jawa, Indonesia Satriyo Restu Adhi; Fitri Widiantini; Endah Yulia
Jurnal Fitopatologi Indonesia Vol 17 No 5 (2021)
Publisher : The Indonesian Phytopathological Society (Perhimpunan Fitopatologi Indonesia)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14692/jfi.17.5.173-182

Abstract

Morphometric and Pathogenecity Variation of Peronosclerospora spp. The Causal Agent of Maize Downy Mildew in Java Island, Indonesia Downy mildew disease in maize caused by Peronosclerospora spp. has been reported to cause yield loss in several production centers in Java. This study aimed to determine the morphometric characteristics and pathogenicity of Peronosclerospora spp.. Ten strains of Peronosclerospora were collected from maize production center in Blitar (BLT), Kediri (KDR), Kediri 2 (KDR2), Klaten (KLT), Cianjur (CJR), Garut (GRT), Jatinangor Sumedang (JTN), Rancakalong Sumedang (RCG), Indramayu (IMY), and Sukabumi (SKB). Morphometric variation was determined using microscope by observing shape of conidium; measuring cell wall thickness, length of conidiophores, dimensions of conidia; and counting the number of branches. Differences in morphology and pathogenicity between strains was evidenced. Dendogram analysis based on morphometric characters differentiated strains of Peronosclerospora into 2 main clusters. One strain, KDR2 is in the same group and identical with reference strain P. philippinensis; while the others are in the same group and identical with reference strain P. maydis. Pathogenicity test showed that IMY strain caused the lowest disease incidence (8.33%) and KLT strain caused the highest disease incidence (47.92%).
Uji Pendahuluan Efek Fungisida Bunga Kembang Telang (Clitoria ternatea L.) terhadap Jamur Fusarium oxysporum f.sp. cepae Penyebab Penyakit Moler pada Bawang Merah Tarkus Suganda; Satryo Restu Adhi
Agrikultura Vol 28, No 3 (2017): Desember, 2017
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (225.277 KB) | DOI: 10.24198/agrikultura.v28i3.15746

Abstract

ABSTRACT Preliminary study on the fungicidal effect of butterfly pea flower (Clitoria ternatea L.) against Fusarium oxysporum f.sp. cepae, the causal agent of moler diseases on shallot Butterfly pea (Clitoria ternatea) has been known worldwide to possess numerous anti microbe substances, both against bacteria, fungi, nematodes, and insects. Researches were mostly conducted against human microbial pathogens, whereas only a few against plant pathogens, especially in Indonesia. A preliminary study has been carried out to reveal the fungicidal effects of flower extract in inhibiting the in-vitro growth of Fusarium oxysporum f.sp. cepae (FOC), the causal agent of moler diseases, one of the most destructive diseases on shallot. Results showed that the boiling extract of flower of butterfly pea at 5% concentration inhibited 46% the growth of FOC over control. Key words: Fungicidal effect, Cliteria ternatea, Fusarium oxysporum f.sp. cepae, In-vitro ABSTRAK Kembang telang (Clitoria ternatea) sudah lama dikenal di seluruh dunia mengandung berbagai senyawa antimikroba, baik terhadap bakteri, jamur, nematoda. bahkan insekta. Target utama patogen yang banyak diteliti adalah terhadap patogen penyakit pada manusia. Penelitian terhadap patogen tanaman, terutama di Indonesia masih sangat kurang. Uji pendahuluan sudah dilakukan untuk mengetahui efek fungisidal bunga kembang telang dalam menghambat pertumbuhan in-vitro jamur Fusarium oxysporum f.sp. cepae (FOC), penyebab penyakit moler yang sangat merugikan pada tanaman bawan merah. Hasil pengujian menunjukkan bahwa air rebusan bunga kembang telang memiliki kemampuan dalam menghambat pertumbuhan biakan FOC. Pada konsentrasi 5%, efek penghambatannya mencapai 46% terhadap kontrol. Kata kunci: Efek fungisida, Cliteria ternatea, Fusarium oxysporum f.sp. cepae, In-vitro
Metode inokulasi buatan untuk menguji infeksi Peronosclerospora maydis penyebab penyakit bulai tanaman jagung Satriyo Restu Adhi; Fitri Widiantini; Endah Yulia
Jurnal Agro Vol 6, No 1 (2019)
Publisher : Jurusan Agroteknologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/4409

Abstract

Keberadaan penyakit bulai akibat Peronosclerospora maydis pada tanaman jagung mampu menyebabkan kehilangan hasil hingga 100%. Pengendalian penyakit bulai dengan menggunakan varietas tahan dinilai cukup efektif. Di dalam pengembangan varietas tahan, seleksi ketahanan calon varietas baru harus dilakukan dan hal ini akan melibatkan inokulasi buatan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan metode inokulasi buatan Peronosclerospora maydis yang efektif pada tanaman jagung pada skala rumah kaca. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Bioteknologi Proteksi Tanaman dan rumah kaca Departemen Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran pada bulan Oktober hingga Desember 2018. Bahan tanaman yang diinokulasikan berupa kecambah dan bibit tanaman jagung. Metode inokulasi buatan yang diujikan terdiri atas: (1) Sisip daun terinfeksi bulai pada kecambah (SD), (2) Semprot suspensi konidia pada kecambah (SI), (3) Sisip daun bergejala bulai + semprot suspensi konidia pada kecambah (SS), (4) Rendam kecambah pada suspensi konidia (RS), (5) Semprot suspensi konidia pada bibit (SB), dan dua perlakuan tanpa inokulasi (kontrol). Dari hasil percobaan metode sisip daun (SD) menyebabkan 83,3% tanaman jagung terinfeksi bulai dan dinilai sebagai metode inokulasi buatan yang efisien.Kata kunci: bulai, jagung, inokulasi buatan, Peronosclerospora maydis. ABSTRACTDowny mildew disease caused by Peronosclerospora maydis in maize plants can cause yield loss up to 100%. Disease management of downy mildew by using resistant varieties is considered quite effective. One of the steps to develop resistant varieties is resistance testing of the new variety candidates that involve artificial inoculation. The purpose of this study was to obtain an effective artificial inoculation method of Peronosclerospora maydis  in maize plants in greenhouse. The research was conducted at the Laboratory of Biotechnology of Plant Protection and Glasshouse Department of Plant Pests and Diseases, Agriculture Faculty, Universitas Padjadjaran from October to December 2018. The plant materials used for inoculation were sprout and seedling of maize plant. The artificial inoculation methods tested were (1) infected leaf insertion among the sprouts (SD), (2) conidia suspension spraying on the sprouts (SI), (3) infected leaf insertion + conidia suspension spraying on the sprouts (SS), (4) sprout soaking in conidia suspension (RS), (5) conidia suspension spraying on the seedling (SB), and two treatments without inoculation (controls). The result showed that the insertion of infected leaves among the sprouts (SD) treatment resulted in 83.3% of infected maize plants by the downy mildew and was considered as the most efficient inoculation method. 
Upaya Pemberdayaan Kelompok Tani dan Ternak Desa Lemahmulya Karawang Melalui Pengelolaan Urine Domba dan Kambing Menjadi Produk Biourine Winda Rianti; Rika Yayu Agustini; Satriyo Restu Adhi
MATAPPA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Volume 5 Nomor 2 Tahun 2022
Publisher : STKIP Andi Matappa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31100/matappa.v5i2.1851

Abstract

Tujuan dari program pengabdian kepada masyarakat ini adalah membantu mengoptimalkan potensi sumber daya lokal limbah ternak berupa urine domba dan kambing yang tersedia di Desa Lemahmulya untuk dijadikan produk biourine atau pupuk organik cair bernilai guna untuk tanaman padi dan hortikultura bagi petani setempat. Adapun metodologi yang dilakukan terdiri dari beberapa tahapan yaitu: (1) Menganalisis potensi, peluang, dan tantangan di Desa Lemahmulya dalam sektor pertanian dan peternakan, (2) Menginventarisasi bahan dan alat yang mendukung tujuan program sesuai dengan hasil analisis potensi, (3) Melakukan pendampingan pelatihan dan praktik pembuatan pupuk biourine bersama kelompok tani dan ternak, (4) Melakukan pengemasan produk biourine untuk meningkatkan nilai ekonomi produk, dan (5) Melakukan workshop hasil pelatihan pembuatan biourine bersama dengan petani dan peternak kepada masyarakat Desa Lemahmulya. Berdasarkan hasil upaya pemberdayaan, limbah urine ternak yang semula belum dimanfaatkan dan tidak bernilai ekonomi oleh petani dan peternak setempat, saat ini telah mampu dioptimalkan kegunaannya menjadi salah satu alternatif pupuk bagi tanaman. Selain itu, produk biourine yang dikemas dan diberi label kemasan menarik dinilai memiliki nilai ekonomi. Upaya pemberdayaan kelompok tani dan ternak ini diharapkan dapat dilakukan secara berkelanjutan dengan menerapkan langkah-langkah tepat seperti membuat produk biourine sesuai dengan standar pupuk organik, pupuk hayati, dan pembenah tanah yang tercantum dalam Peraturan Menteri Pertanian No.28/SNI/Permentan /OT.140/2/2009.
Potensi Spent Mushroom Substrate dalam Perlindungan Tanaman: Meta Analisis Terhadap Pengaruhnya dalam Pengendalian Hama dan Penyakit Satriyo Restu Adhi
Gunung Djati Conference Series Vol. 33 (2023): Seminar Nasional Pertanian 2023
Publisher : UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Spent Mushroom Substrate (SMS) merupakan sisa dari proses budidaya jamur konsumsi yang kaya akan nutrisi, bahan organic, dan memiliki potensi untuk digunakan dalam perlindungan tanaman. Penelitian sebelumnya telah dilakukan untuk mengevaluasi pengaruh SMS terhadap perlindungan tanaman dari hama dan penyakit. Penelitian-penelitian ini sering kali menyajikan temuan yang beragam dan kontradiktif, yang menuntut analisis menyeluruh untuk mengidentifikasi tren umum dan potensi pemanfaatan SMS secara keseluruhan. Penelitian ini menggunakan metode meta analisis untuk menyintesis data dari sejumlah penelitian yang relevan mengenai efek SMS dan merumuskan gambaran menyeluruh tentang potensi penggunaan SMS dalam perlindungan tanaman dari hama dan penyakit. Data penelitian dikumpulkan dari berbagai sumber termasuk artikel ilmiah atau jurnal terpublikasi, dan yang telah diterbitkan pada Scopus. Pengumpulan data dilakukan secara sistematis dengan menggunakan kriteria inklusi dan eksklusi tertentu untuk memilih penelitian yang sesuai dengan fokus analisis menggunakan metode PRISMA. Hasil meta analisis menunjukkan bahwa SMS memiliki potensi positif dalam pengendalian hama dan penyakit pada berbagai jenis tanaman. Baeberapa penelitian menunjukkan bahwa aplikasi SMS dapat menekan intensitas serangan hama atau penyakit secara signifikan. Selain itu, SMS juga memiliki kemampuan dalam memicu pertumbuhan tanaman dan keanekaragaman mikroba.
IDENTIFIKASI JAMUR ANTAGONIS ASAL MEDIA LIMBAH JAMUR MERANG DAN POTENSINYA DALAM MENEKAN Rhizctonia solani PENYEBAB PENYAKIT PENYAKIT HAWAR PELEPAH PADI (Oryza sativa L.) Ahmad Daffa Miftahussurur; Satriyo Restu Adhi; Sugiarto Sugiarto
AGRORADIX : Jurnal Ilmu Pertanian Vol 7 No 2 (2024): Juli 2024
Publisher : Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Islam Darul 'Ulum (UNISDA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52166/agroteknologi.v7i2.6561

Abstract

One of the main diseases of rice is sheath blight caused by the fungus Rhizoctonia solani. The aim of this research is to isolate fungi originating from straw mushroom media waste which have antagonistic properties to the fungus R. solani. The research was carried out at the Biotechnology Laboratory, Faculty of Agriculture, Singaperbangsa University Karawang. The stages of this research consisted of: (1) isolation and identification of antagonist fungi from straw mushroom media waste, (2) in-vitro antagonism test using a Completely Randomized Design (CRD) repeated three times, (3) pathogenicity test of antagonist fungi on germination rice seeds. From the experimental results, 9 isolates of antagonistic fungi were obtained, 7 fungal genera were identified, consisting of 4 genera Trichoderma sp. and 3 genera Aspergillus sp. Based on the AUCGC results and the percentage of inhibition, the results show that several fungi from straw mushroom media waste have the ability to antagonize and inhibit R. solani. Treatment of JMA2 (Trichoderma sp.) and R. solani in the antagonism test gave the smallest AUCGC value of 29.38 and the largest inhibition percentage of up to 31.22%.
INTENSITAS PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sativa L.) VARIETAS CIHERANG PADA APLIKASI BEBERAPA TEKNIK PENGENDALIAN Sandi Ramadhan; Afifah, Lutfi; Satriyo Restu Adhi; Budi Irfan
Jurnal Agrotech Vol 13 No 2 (2023)
Publisher : FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS ALKHAIRAAT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31970/agrotech.v13i2.148

Abstract

Teknik pengendalian penyakit tanaman dapat memengaruhi intensitas penyakit. Penelitian ini bertujuan mendapatkan teknik pengendalian terbaik yang dapat menekan intensitas penyakit pada tanaman padi (Oryza sativa L.) varietas Ciherang. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen, dengan rancangan acak kelompok (RAK) faktor tunggal, terdiri dari 4 perlakuan dan 6 ulangan. Perlakuan teknik pengendalian terdiri dari kontrol (K), pengendalian kombinasi (PK), pengendalian biointensif (PB) dan pengendalian sintetis (PS). Data hasil pengamatan dianalisis dengan sidik ragam dan apabila hasilnya berbeda nyata, maka diuji lanjut dengan uji beda nyata terkecil (BNT) pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan, terdapat pengaruh nyata pada intensitas penyakit blas (Pyricularia oryzae), hawar daun bakteri (Xanthomonas oryzae), dan hawar daun pelepah (Rhizoctonia solani). Perlakuan PS memberikan hasil terendah terhadap insidensi penyakit blas (39,3-37,6%), insidensi hawar daun bakteri (15,5-54,5%), insidensi hawar daun pelepah (0,3-60,6%), severitas penyakit blas (31,1-51,1%), severitas penyakit hawar daun bakteri (14,5-39,0%), dan severitas hawar daun pelepah (0,2-25,8%).
UJI EFEKTIVITAS JAMUR ANTAGONIS ASAL LIMBAH JAMUR TIRAM TERHADAP INTENSITAS PENYAKIT LAYU FUSARIUM (Fusarium oxysporum f.sp. cepae ) PADA TANAMAN BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) Lestari, Fauziah; Adhi, Satriyo Restu; Mustikasari, Fauzia
Jurnal Ilmiah Hijau Cendekia Vol 9 No 2 (2024): Jurnal Ilmiah Hijau Cendekia
Publisher : Universitas Islam Kadiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32503/hijau.v9i2.5357

Abstract

Bawang merah merupakan salah satu komoditas hortikultura yang paling penting setelah cabai, terutama untuk kebutuhan pengolahan makanan. Penyakit layu fusarium yang disebabkan oleh Fusarium oxysporum f.sp cepae patogen yang menimbulkan kehilangan hasil sampai 50%. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perlakuan jamur antagonis Trichoderma sp. dan Gliocladium sp. asal limbah jamur tiram manakah yang paling mampu menekan penyakit layu fusarium (Fusarium oxysporum f.sp cepae ) pada tanaman bawang merah. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak kelompok (RAK) faktor tunggal yang terdiri dari 9 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan yang diberikan yaitu; T0 = (Kontrol), T1 = (Aplikasi Fungisida), T2 = (Antagonis Trichoderma sp. 1), T3 = (Antagonis Trichoderma sp. 2), T4 = (Antagonis Trichoderma sp. 3), T5 = (Antagonis Trichoderma sp. 4), T6 = (Antagonis Gliocladium sp. 1), T7 = (Trichoderma sp. Komersial), dan T8 = (Gliocladium sp. Komersial). Hasil penelitian menunjukkan tidak adanya pengaruh nyata pemberian jamur antagonis asal limbah jamur tiram terhadap intensitas penyakit layu fusarium pada tanaman bawang merah namun perlakuan terbaik ditunjukkan oleh perlakuan T6 (Antagonis Gliocladium sp. 1) yang memberikan nilai skala terkecil sebesar 16,53%. Dan tidak memberikan perbedaan nyata pada hasil pengamatan tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah anakan, diameter umbi, bobot basah umbi, dan bobot kering umbi.
INISIASI PEMBUATAN FORMULASI PESTISIDA NABATI MENGGUNAKAN DRY SOLAR CHAMBER UNTUK MENGENDALIKAN HAMA DAN PENYAKIT RAMAH LINGKUNGAN Satriyo Restu Adhi; Winda Rianti
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 7, No 6 (2023): Desember
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jmm.v7i6.17816

Abstract

Abstrak: Keberadaan organisme pengganggu tumbuhan masih menjadi kendala dalam kegiatan produksi pertanian di Desa Malangsari, Karawang. Penggunaan pestisida sintetis dalam mengendalikan hama dan penyakit menimbulkan dampak negatif bagi manusia dan lingkungan. Tujuan dari pengabdian ini adalah memberikan pengetahuan dan keahlian praktis pada kelompok tani dengan jumlah 12 orang di Desa Malangsari untuk mampu memanfaatkan tanaman potensial sebagai bahan baku pestisida nabati yang diolah menggunakan dry solar chamber. Metode yang dilakukan untuk kegiatan PkM diintegrasikan dengan kegiatan KKN Mahasiswa, berisi kegiatan analisis permasalahan dan potensi wilayah yang dilakukan secara purposive sampling pada petani, simulasi dan penyuluhan penggunaan dry solar chamber dan pembuatan formulasi tepung pestisida nabati, serta monitoring dan evaluasi dengan melakukan wawancara setelah dilakukannya kegiatan PkM. Hasil didapatkan jika penggunaan dry solar chamber mampu memerangkap energi panas dengan kisaran suhu 35,6° - 45,3° C dan mengefisiensikan proses pengeringan. Formulasi pestisida nabati yang dibuat memiliki kemampuan dalam mengendalikan serangga uji. Berdasarkan tingkat pemahaman petani, terjadi peningkatan pemahaman dari 27% menjadi 100% dalam hal pengendalian OPT menggunakan pestisida nabati sebagai alternatif dari pestisida sintetik.Abstract: The presence of plant pest organisms is still an obstacle in agricultural production activities in Desa Malangsari, Karawang. The use of synthetic pesticides in controlling pests and diseases has a negative impact on humans and the environment. The purpose of this service is to provide knowledge and practical skills to a group of 12 farmers in Desa Malangsari to be able to utilize potential plants as raw materials for vegetable pesticides processed using a dry solar chamber. The method carried out for PkM activities is integrated with Student Community Service activities, containing problem analysis activities and potential areas carried out by purposive sampling of farmers, simulation and counseling on the use of dry solar chambers and making vegetable pesticide flour formulations, as well as monitoring and evaluation by conducting interviews after PkM activities. The results obtained if the use of a dry solar chamber is able to trap heat energy with a temperature range of 35.6° - 45.3° C and streamline the drying process. The vegetable pesticide formulation made has the ability to control the test insects. Based on the level of understanding of farmers, there was an increase in understanding from 27% to 100% in terms of pest control using vegetable pesticides as an alternative to synthetic pesticides.