Bahasa menjadi instrumen penting dalam pembentukan realitas sosial tersebut. Melalui pilihan diksi, struktur kalimat, dan narasi yang dibangun, media memiliki kemampuan untuk menonjolkan atau menyembunyikan aspek tertentu dari suatu peristiwa. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap bagaimana media daring nasional merepresentasikan isu buruh melalui pendekatan Analisis Wacana Kritis (AWK) yang dikembangkan oleh Norman Fairclough. Dalam kajian ini, bahasa tidak hanya dipandang sebagai alat komunikasi, melainkan sebagai praktik sosial yang sarat dengan kepentingan ideologis. Penelitian dilakukan dengan menganalisis tiga dimensi utama: teks, praktik diskursif, dan praktik sosial. Hasil menunjukkan bahwa buruh sering kali dikonstruksi sebagai pihak yang mengganggu stabilitas sosial dan ekonomi melalui pilihan diksi yang negatif dan narasi yang menyudutkan. Praktik diskursif memperlihatkan bahwa redaksi media tunduk pada kepentingan pemilik modal dan struktur kekuasaan politik, sementara dalam praktik sosial, media berperan aktif dalam mereproduksi ideologi neoliberal yang meminggirkan suara buruh. Penelitian ini menekankan pentingnya kesadaran kritis terhadap wacana media dan perlunya penguatan narasi tandingan yang adil bagi kelas pekerja.
Copyrights © 2025