Penafsiran ayat-ayat Al-Qur’an tidak dapat dilepaskan dari kaedah-kaedah yang telah dibangun oleh para ulama tafsir dan ushul fikih. Di antara kaedah penting dalam menafsirkan ayat-ayat hukum adalah kaedah amar (perintah), nahi (larangan), dan sighat taklif (ungkapan kewajiban atau larangan). Kajian ini bertujuan untuk menganalisis secara mendalam makna, bentuk, dan implikasi kaedah-kaedah tersebut dalam penafsiran Al-Qur’an. Penelitian ini menggunakan metode library research (kajian pustaka), yaitu dengan menelaah berbagai sumber primer seperti kitab tafsir klasik dan kontemporer, serta literatur ushul fikih yang relevan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa amar dan nahi tidak selalu bermakna wajib dan haram secara mutlak, melainkan bergantung pada konteks ayat, dalil penguat, dan pendekatan ulama. Sementara itu, sighat taklif menjadi dasar penting dalam menentukan status hukum suatu perintah atau larangan. Pemahaman yang tepat terhadap kaedah ini sangat penting untuk menghasilkan penafsiran yang akurat dan bertanggung jawab terhadap teks Al-Qur’an, khususnya dalam aspek hukum Islam
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2025