Sumur “CM” mengalami penurunan performa produksi akibat berkurangnya tekanan reservoir dan meningkatnya rasio air dalam fluida produksi. Untuk mengoptimalkan kembali performa sumur tersebut, dilakukan perancangan sistem Electrical Submersible Pump (ESP) sebagai metode angkat buatan. Desain sistem ini mempertimbangkan parameter teknis seperti laju alir fluida, tekanan dasar sumur, viskositas, kandungan gas dan air, serta kedalaman sumur. Kurva Inflow Performance Relationship (IPR) tiga fase digunakan untuk memprediksi potensi produksi, sedangkan grafik kehilangan tekanan dan kurva performa pompa digunakan untuk pemilihan komponen ESP. Di samping itu, aspek kelistrikan juga dianalisis secara terintegrasi, meliputi pemilihan jenis kabel berdasarkan arus dan batas penurunan tegangan, transformator berdasarkan daya dan tegangan operasi, serta switchboard berdasarkan kapasitas arus dan daya maksimum. Hasil perancangan menunjukkan bahwa integrasi antara sistem ESP dan sistem kelistrikan yang tepat dapat meningkatkan efisiensi produksi dan meminimalkan risiko gangguan operasional. Dengan demikian,  penerapan  ESP terbukti sebagai  strategi  optimasi  produksi  yang efektif dan layak diterapkan pada sumur “CM”.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2022