Masjid tidak hanya berperan sebagai tempat ibadah, tetapi juga memiliki potensi besar sebagai pusat layanan sosial yang inklusif. Namun, masih banyak masjid yang belum sepenuhnya mengakomodasi keberagaman kebutuhan sosial masyarakat. Penelitian ini bertujuan mengkaji implementasi tiga dimensi inklusi sosial yakni akses, partisipasi, dan pemberdayaan dalam program Warung Makan Gratis (WMG) di Masjid Pemuda Konsulat Surabaya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan metode studi kasus, data dikumpulkan melalui observasi, wawancara mendalam dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dimensi akses tercermin dalam keterbukaan informasi dan kemudahan fisik dalam menjangkau program. Dimensi partisipasi terlihat dari keterlibatan aktif penerima manfaat dalam pelaksanaan dan pengembangan program. Sementara itu, dimensi pemberdayaan terwujud dalam transformasi positif yang dialami penerima manfaat dari sisi sosial, ekonomi dan spiritual. Penelitian ini menyimpulkan bahwa program WMG merupakan contoh konkret dari praktik inklusi sosial berbasis masjid yang berhasil menjangkau kelompok rentan secara luas. Temuan ini memberikan kontribusi terhadap pengembangan literatur inklusi sosial dalam konteks keagamaan serta menawarkan model praktik baik yang dapat direplikasi oleh masjid atau lembaga keagamaan lainnya.
Copyrights © 2025