The implementation of the Hospital Management Information System (SIMRS) is a strategic step to enhance efficiency and service quality in hospitals. However, many hospitals, especially in high power distance countries like Indonesia, face challenges in optimizing SIMRS adoption. This study explores how power distance within hospital organizational culture affects the acceptance and adoption of SIMRS by hospital staff. Using a narrative review approach, the study integrates literature discussing the cultural, technical, and managerial factors that influence the technology acceptance process. The synthesis results show that high power distance organizational structures hinder staff involvement in technology-related decision-making, leading to resistance against SIMRS adoption. Open managerial support and effective staff training can reduce these barriers, increase staff involvement, and accelerate SIMRS adoption. The conclusion of this study suggests that hospitals with high power distance should adopt a more inclusive and open approach in managerial communication and SIMRS implementation. Recommendations for future quantitative research include further investigating the impact of power distance on SIMRS acceptance in hospitals using a broader research model, and comparing these findings with countries with low power distance, such as Scandinavian countries.Penerapan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) merupakan langkah strategis untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas pelayanan di rumah sakit. Namun, banyak rumah sakit, terutama di negara dengan power distance tinggi seperti Indonesia, menghadapi tantangan dalam mengoptimalkan penerapan SIMRS. Penelitian ini membahas bagaimana power distance dalam budaya organisasi rumah sakit mempengaruhi penerimaan dan adopsi SIMRS oleh staf. Dengan menggunakan pendekatan narrative review, penelitian ini mengintegrasikan literatur yang membahas faktor budaya, teknis, dan manajerial yang berperan dalam proses penerimaan teknologi. Hasil sintesis menunjukkan bahwa struktur organisasi dengan power distance tinggi menghambat keterlibatan staf dalam pengambilan keputusan terkait teknologi, yang menyebabkan resistensi terhadap SIMRS. Dukungan manajerial yang terbuka dan pelatihan staf yang efektif dapat mengurangi hambatan ini, meningkatkan keterlibatan staf, dan mempercepat adopsi SIMRS. Kesimpulan penelitian ini menyarankan agar rumah sakit dengan power distance tinggi mengadopsi pendekatan lebih inklusif dan terbuka dalam komunikasi manajerial dan implementasi SIMRS. Rekomendasi untuk penelitian kuantitatif berikutnya adalah untuk menguji lebih dalam pengaruh power distance terhadap penerimaan SIMRS di rumah sakit dengan model penelitian yang lebih luas, serta membandingkan temuan ini dengan negara dengan power distance rendah, seperti negara-negara Skandinavia.
Copyrights © 2025