Artikel ini bertujuan untuk menganalisis implementasi filsafat pendidikan pragmatisme dalam Kurikulum Merdeka. Metode dan pendekatan penelitian yang digunakan adalah kualitatif dan studi literatur, yang dilengkapi dengan data empiris hasil wawancara. Pengumpulan data dilakukan melalui studi pustaka, yakni dengan mengkaji beberapa buku, artikel ilmiah, dan jurnal yang relevan dan wawancara dengan sejumlah guru. Berdasarkan hasil kajian, ditemukan bahwa prinsip-prinsip pragmatisme seperti pembelajaran berbasis pengalaman, pemecahan masalah, pembelajaran berbasis proyek, serta pendidikan yang berpusat pada peserta didik memiliki relevansi yang kuat dengan konsep Kurikulum Merdeka yang menekankan fleksibilitas, kemandirian, serta pembelajaran berbasis pengalaman. Temuan ini menunjukkan bahwa implementasi Kurikulum Merdeka di Indonesia sejalan dengan orientasi pragmatisme dalam pendidikan, khususnya dalam mengembangkan karakter peserta didik yang berpikir kritis, adaptif, dan kolaboratif. Kajian ini juga menemukan bahwa peran guru/dosen mengalami pergeseran paradigmatik dari sekadar pemberi materi menjadi fasilitator pembelajaran yang mendorong eksplorasi, inovasi, dan kemandirian peserta didik. Sebagai implikasinya, penguatan pendekatan berbasis proyek dan asesmen autentik mengoptimalkan pengembangan karakter peserta didik, sehingga mampu menjadi individu yang kreatif, mandiri, dan adaptif terhadap tantangan zaman.
Copyrights © 2025