Problematika gender di masyarakat masih menjadi pembicaraan yang hangat mengingat banyak factor yang mempengaruhi diantaranya adalah masih terjadinya tumpang tindih gender dan ketimpangan sosial. Problem gender semakin ramai dibicarakan terlebih oleh para aktifis feminisme yang menuntut kesetaraan dan keadilan gender. Gender merupakan jenis kelamin sosial yang direkontruksi oleh masyarakat baik kepada laki-laki maupun kepada perempuan. Akan tetapi akibat stereotype perbedaan gender ini melahirkan ketidakadilan gender yang banyak merugikan kaum perempuan. Kehadiran Simone De Beauvoir menjadi cahaya dalam dunia filsafat eksistensialisme dan feminisme.Metode yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif melalui studi pustaka dengan menggunakan data yang bersumber dari buku, jurnal dan data pendukung lainnya. Adapun hasil dari penelitian ini bahwa dalam pandangan Simone De Beauvoir perempuan yang dianggap lemah, dijadikan objek dan dianggap tidak berdaya tidak bisa disingkirkan atau diabaikan. Dalam bukunya Second Sex( Fakta dan Mitos), Fakta sejarah filsafat dapat mengikuti pemahaman atau mitos klasik yang menganggap laki-laki adalah manusia yang berpikir secara rasional dan perempuan adalah manusia yang mengutamakan perasaan. Mitos tersebut menjadi kutukan kuat yang membuat perempuan kurang mendapat tempat dalam filsafat. Padahal dalam sejarah awal filsafat terdapat tokoh perempuan yang bernama Hypatia yang mana ia telah berkontibusi dalam pemikiran filsafat Neoplatonis. 
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2021