Dalam menciptakan seorang pilot yang berkompeten, tentu membutuhkan instruktur pilot selama pelatihannya. Pada dasarnya selama pelatihan baik itu instruktur pilot dan pilot lebih banyak melakukan aktivitas mental daripada aktivitas fisik. Dikarenakan kegiatan latihan terbang ini membutuhkan tingkat keamanan yang tinggi perlu dilakukan pengukuran beban kerja mental instruktur pilot dan pilot di Skadron Pendidikan Pilot Angkatan Udara. Metode pengukuran subyektif yang digunakan adalah Metode NASA-TLX yang telah disesuaikan menjadi beberapa indikator,  yang terdiri dari Tuntutan Mental, Tuntutan Fisik, Tuntutan Waktu, Usaha, Kinerja, dan Frustasi. Hasil dari pengukuran beban kerja mental diperoleh skor NASA-TLX untuk Instruktur Pilot sebesar 86,42 dan untuk Pilot sebesar 80,42. Hasil pengukuran tersebut menunjukkan bahwa beban kerja yang dirasakan instruktur pilot dan pilot tergolong beban kerja yang sangat tinggi karena nilai rata-rata WWL yang diperoleh  berada pada rentang nilai 80-100. Besarnya skor WWL sebagai Instruktur Pilot didominasi oleh kegiatan yang menuntut aktivitas kinerja dan sebagai Pilot didominasi oleh kegiatan yang menuntut aktivitas usaha. Dari hasil perbandingan rata-rata skor WWL dan NASA TLX tidak terdapat perbedaan skor yang terlalu signifikan antara Instruktur Pilot dan Pilot, sehingga diantara peran Instruktur Pilot dan Pilot sama-sama harus memiliki tingkat mental dan tanggungjawab yang tinggi.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2024