Artikel ini membahas pemikiran Tariq Ramadan tentang dialog antara Islam dan Barat, dengan fokus pada studi kasus Prancis. Ramadan menawarkan pendekatan dialogis berbasis nilai-nilai universal seperti keadilan, tanggung jawab sosial, dan etika spiritual. Ia menolak dikotomi antara identitas Islam dan kewarganegaraan Barat, serta memperkenalkan konsep Western Muslim sebagai bentuk sintesis antara iman dan partisipasi aktif dalam masyarakat. Di Prancis, gagasan Ramadan diuji oleh model sekularisme radikal (laïcité) yang membatasi ekspresi keagamaan umat Islam. Melalui kajian kualitatif dengan metode studi pustaka, artikel ini menunjukkan bahwa pemikiran Ramadan mampu menjadi alternatif dalam membangun hubungan yang setara dan konstruktif antara Islam dan Barat, serta sebagai wacana reformasi identitas Muslim di tengah tantangan global.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2025