Penetapan kawasan konservasi di Pulau Para Lelle, Kabupaten Kepulauan Sangihe, telah mengakibatkan penyempitan wilayah tangkap ikan yang berdampak pada kebutuhan masyarakat akan sumber penghidupan baru. Sebagai respons terhadap kondisi tersebut, sejak tahun 2020 dilakukan pengembangan sektor pariwisata berbasis potensi alam dan budaya lokal sebagai alternatif mata pencaharian yang bertujuan menarik kunjungan wisatawan ke wilayah Para. Penelitian bertujuan merumuskan strategi pemberdayaan masyarakat nelayan dalam pengembangan daya tarik wisata berbasis kearifan lokal. Metode yang digunakan adalah pendekatan kualitatif deskriptif melalui identifikasi potensi wilayah, pemetaan pelatihan pengembangan sumber daya pariwisata, serta penguatan kelembagaan masyarakat melalui Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis). Hasil menunjukkan bahwa peningkatan kapasitas masyarakat dalam pengelolaan homestay, pemanduan wisata berbasis budaya, promosi digital, serta pelestarian praktik tradisional seperti pembuatan garam, penangkapan ikan dengan soma batu, dan surf fishing mendorong partisipasi inklusif dalam sektor pariwisata. Pengembangan dilakukan berdasarkan prinsip konservasi dan pariwisata berbasis masyarakat untuk menciptakan model pengelolaan yang adaptif, berkelanjutan, dan berorientasi pada kesejahteraan pesisir.
Copyrights © 2025