Claim Missing Document
Check
Articles

Found 33 Documents
Search

Hubungan Ukuran Utama Dan Daya Penggerak Perahu Katir (Pumpboat) Tuna Hand Line Di Kabupaten Kepulauan Sangihe Lungari, Fitria Fresty; Kumaseh, Eunike Irene
Wave: Jurnal Ilmiah Teknologi Maritim Vol 12, No 1 (2018)
Publisher : Wave: Jurnal Ilmiah Teknologi Maritim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (346.678 KB) | DOI: 10.29122/jurnalwave.v12i1.2906

Abstract

Ukuran utama kapal ikan yaitu terdiri dari panjang (Loa), lebar (B) dan dalam (D), dimana kesanggupan kapal sangat ditentukan oleh ukuran utamanya seperti: penentuan ruang kapal berkaitan dengan panjang kapal, stabilitas dan daya dorong kapal berkaitan dengan penentuan lebar kapal dan besarnya tinggi kapal berkaitan erat dengan penyimpanan barang atau hasil tangkap serta letak titik berat kapal. Dalam keperluan praktis, dengan hanya mengetahui ukuran panjang dapat diduga nilai ukuran utama lainnya atau ukuran sistem katir untuk kapal yang memiliki katir, akan tetapi informasi seperti ini belum tersedia. Kabupaten kepulauan Sangihe memiliki karakteristik kapal penangkap ikan tuna Hand line yang memiliki sistem katir dengan ukuran yang belum memiliki standar. Kajian ukuran utama dilakukan untuk mengetahui hubungan antar ukuran utama perahu katir (pumpboat), hubungan antar ukuran utama dengan sistem katir, serta ukuran utama dengan kapasitas daya penggeraknya di beberapa daerah di kabupaten kepulauan Sangihe seperti kecamatan Tabukan Selatan Tengah, kecamatan Tabukan Utara dan Pesisir Teluk Tahuna. Pada penelitian ini, analisis menggunakan rumusan matematis hubungan antara Loa dan B, Loa dan D, loa dan PK mesin yang digunakan adalah: y = f (x), berdasarkan regresi linier sederhana. Hubungan ukuran utama diperoleh yaitu B=0.063+0.098(L) dengan korelasi r=0.585, D= 0.036+0.068(L) dengan nilai korelasi r=0.797. Hubungan ukuran utama (loa) dengan sistem katir yaitu Lob= -0.339+0.431(L) dengan nilai korelasi r=0.772, Lof=0.055+0.704(L) dengan nilai korelasi r=0.916, Length Outrigger Arm yaitu loa=0.305+0.128(L) dengan nilai korelasi r=0.759 dan Hpo (High pole) yaitu Hpo=0.132+0.292(L) dengan nilai korelasi r=0.751. Hubungan panjang (loa) dengan PK mesin perahu katir pumpboat yaitu mengikuti persamaan matematis PK= -13.618+3.630(L) dengan nilai korelasi r=0.566.
REDUCED MODULES ARE ABELIAN Kumaseh, Eunike Irene; Langi, Yohanis A. R.
d'CARTESIAN:Jurnal Matematika dan Aplikasi Vol 1, No 1 (2012): 2012
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (427.453 KB) | DOI: 10.35799/dc.1.1.2012.530

Abstract

HUBUNGAN UKURAN UTAMA DAN DAYA PENGGERAK PERAHU KATIR (PUMPBOAT) TUNA HAND LINE DI KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE Lungari, Fitria Fresty; Kumaseh, Eunike Irene
Wave: Jurnal Ilmiah Teknologi Maritim Vol 12, No 1 (2018)
Publisher : Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (346.678 KB) | DOI: 10.29122/jurnalwave.v12i1.2906

Abstract

Ukuran utama kapal ikan yaitu terdiri dari panjang (Loa), lebar (B) dan dalam (D), dimana kesanggupan kapal sangat ditentukan oleh ukuran utamanya seperti: penentuan ruang kapal berkaitan dengan panjang kapal, stabilitas dan daya dorong kapal berkaitan dengan penentuan lebar kapal dan besarnya tinggi kapal berkaitan erat dengan penyimpanan barang atau hasil tangkap serta letak titik berat kapal. Dalam keperluan praktis, dengan hanya mengetahui ukuran panjang dapat diduga nilai ukuran utama lainnya atau ukuran sistem katir untuk kapal yang memiliki katir, akan tetapi informasi seperti ini belum tersedia. Kabupaten kepulauan Sangihe memiliki karakteristik kapal penangkap ikan tuna Hand line yang memiliki sistem katir dengan ukuran yang belum memiliki standar. Kajian ukuran utama dilakukan untuk mengetahui hubungan antar ukuran utama perahu katir (pumpboat), hubungan antar ukuran utama dengan sistem katir, serta ukuran utama dengan kapasitas daya penggeraknya di beberapa daerah di kabupaten kepulauan Sangihe seperti kecamatan Tabukan Selatan Tengah, kecamatan Tabukan Utara dan Pesisir Teluk Tahuna. Pada penelitian ini, analisis menggunakan rumusan matematis hubungan antara Loa dan B, Loa dan D, loa dan PK mesin yang digunakan adalah: y = f (x), berdasarkan regresi linier sederhana. Hubungan ukuran utama diperoleh yaitu B=0.063+0.098(L) dengan korelasi r=0.585, D= 0.036+0.068(L) dengan nilai korelasi r=0.797. Hubungan ukuran utama (loa) dengan sistem katir yaitu Lob= -0.339+0.431(L) dengan nilai korelasi r=0.772, Lof=0.055+0.704(L) dengan nilai korelasi r=0.916, Length Outrigger Arm yaitu loa=0.305+0.128(L) dengan nilai korelasi r=0.759 dan Hpo (High pole) yaitu Hpo=0.132+0.292(L) dengan nilai korelasi r=0.751. Hubungan panjang (loa) dengan PK mesin perahu katir pumpboat yaitu mengikuti persamaan matematis PK= -13.618+3.630(L) dengan nilai korelasi r=0.566.
Prediksi Transport Sedimen di Perairan Teluk Tahuna Kabupaten Kepulauan Sangihe Kumaseh, Eunike; Tatontos, Yuliana Varala; Sarapil, Costantein Imanuel
977-2407769
Publisher : Departemen Ilmu Kelautan, Fakultas PerikanJurusan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (734.043 KB) | DOI: 10.14710/jmr.v9i3.26537

Abstract

ABSTRAK: Secara geografis, Teluk Tahuna diapit oleh 2 muara sungai yaitu Muara Sungai Tidore, yang dekat dengan Pelabuhan Nusantara Tahuna, dan Muara Sungai Towo’e. Hal ini memungkinkan terjadinya sedimentasi.Sehingga, perlu diketahui besarnya angkutan sedimen yang terjadi di perairan Teluk Tahuna.Metode penelitian yang digunakan yaitu membandingkan metode Engelund-Hansen dengan hasil pengukuran di lapangan. Pengambilan sedimen menggunakan sediment trap dan diukur selama 2 minggu sekali sebanyak 5 kali. Sedimen dibawa ke Laboratorium Mekanika Tanah untuk memperoleh ukuran diameter sedimen. Lokasi penelitian dibagi menjadi 3 stasiun, Stasiun 1 dekat muara sungai Tidore, Stasiun 2 pada bagian tengah perairan, dan Stasiun 3 dekat muara sungai Towoé. Hasil prediksi transport sedimen di Perairan Teluk Tahuna dengan metode Engelund-Hansen yaitu pada Stasiun 1 = 0,00000291(m3/m*s), Stasiun 2 = 0,00000697(m3/m*s), dan Stasiun 3 = 0,00000789(m3/m*s). Perhitungan transport sedimen yang paling tinggi adalah di Stasiun 3. Pengukuran laju sedimentasi yaitu pada Stasiun 1 sebesar 0,0000029 m3/hari, Stasiun 2 sebesar 0,0000053 m3/hari dan pada Stasiun 3 sebesar 0,0000072 m3/ hari. Rata – rata hasil pengukuran yang paling tinggi juga ada di Stasiun 3,yaitu dekat Muara Sungai Towoé. Hasil prediksi Metode Engelund-Hansen hampir sama dengan hasil pengukuran laju sedimen di lapangan. Metode Engelund-Hansen cocok digunakan untuk memprediksi transport sedimen di Perairan Teluk Tahuna. ABSTRACT: Geographically, Tahuna Bay has 2 river mouths, the Tidore river mouth, which is close to the Tahuna Harbor, and Towo'e river mouth. This allows sedimentation. So, it is necessary to know the calculation of sediment transport. The research method is comparing the Engelund-Hansen method with the results of measurements. Sediment rate measured by sediment trap and once in 2 weeks for 5 times. Sediments were taken to the Soil Mechanics Laboratory. The location was divided into 3 stations. The results of prediction of sediment transport in Tahuna Bay with the Engelund-Hansen method are Station 1  = 0,00000291 (m3/m*s), Station 2  = 0,00000697 (m3/m *s), and Station 3  = 0,00000789 (m3/m*s). The highest calculation of sediment transport is at Station 3. The average measurement of sedimentation rate at Station 1 of 0,0000029 m3/day, Station 2 of 0,0000053 m3/day and at Station 3 is 0,0000072 m3/day. The highest average measurement results are also at Station 3, which is near the Towoé River Estuary. The predicted results of the Engelund-Hansen Method are almost the same as those of the sediment rate measurements in the field. Engelund-Hansen Method can be used to predict the sediment transport in Tahuna bay.
POTRET MASYARAKAT NELAYAN PESISIR DI PULAU KALAMA KECAMATAN TATOARENG KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE Sarapil, Costantein Imanuel; Mozes, Getruida Nita; Kumaseh, Eunike Irene; Ikhtiagung, Ganjar Ndaru; Puspaputri, Erlin; Dalonto, Meldianus Swandris
AKULTURASI: Jurnal Ilmiah Agrobisnis Perikanan Vol 8, No 2 (2020): Oktober 2020
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/akulturasi.8.2.2020.30647

Abstract

AbstractThis study aims to describe the socio-economic conditions of the fishing community in Kalama Island, District of Tatoareng, Regency of Sangihe islands. The method used in this research is descriptive method. This method is used to look for the elements, characteristics, properties of a phenomenon. This method begins with collecting data, analyzing data and interpreting it in the form of text or images. The social situation of fisher in Kalama Island has a high sense of solidarity. People who help each other. The low level of education of fisher, where most have elementary school education. The economic situation of fisher is also uncertain, depending on weather conditions. The profit earned by fisher is IDR 700,000 - IDR 1,700,000 per day. However, this profit does not guarantee the welfare of fisher, because the catch is uncertain and the fisher's lifestyle is wasteful. The government can pay more attention to the welfare of fisher on small islands and develop the potential of Kalama Island.Keywords: socio – economic condition; fisher; coastal; Kalama Island AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk menggambarkan kondisi sosial ekonomi masyarakat nelayan di Pulau Kalama, Kecamatan Tatoareng Kabupaten Kepulauan Sangihe. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif. Metode ini digunakan untuk mencari unsur-unsur, ciri-ciri, sifat-sifat suatu fenomena. Metode ini dimulai dengan mengumpulkan data, menganalisis data dan menginterpretasikannya ke dalam bentuk teks atau gambar. Keadaan sosial nelayan di Pulau Kalama mempunyai rasa solidaritas yang tinggi. Masyarakat yang saling membantu satu dengan lainnya. Tingkat pendidikan nelayan yang rendah, dimana sebagian besar mempunyai pendidikan SD. Keadaan ekonomi nelayan juga tidak menentu, bergantung pada kondisi cuaca. Keuntungan yang diperoleh nelayan sebesar Rp 700.000 – Rp 1.700.000,- per hari. Namun, besarnya keuntungan ini tidak menjamin kesejahteraan nelayan, karena hasil tangkapan yang tidak menentu serta pola hidup nelayan yang boros. Pemerintah dapat lebih memperhatikan kesejahteraan nelayan di pulau kecil dan mengembangkan potensi Pulau Kalama.Kata kunci: kondisi sosial ekonomi; nelayan; pesisir; pulau kalama
KONDISI SOSIAL EKONOMI NELAYAN PENANGKAP IKAN JULUNG-JULUNG DI WILAYAH PESISIR KAMPUNG PALARENG KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE Costantein Imanuel Sarapil; Eunike Irene Kumaseh; Ganjar Ndaru Ikhtiagung; Putri Lahungkasiang; Erlin Puspaputri
ETNOREFLIKA: Jurnal Sosial dan Budaya Vol 9 No 3 (2020): Volume 9 Nomor 3, Oktober 2020
Publisher : Laboratorium Jurusan Antropologi, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/etnoreflika.v10i3.947

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi sosial ekonomi nelayan serta menganalisis usaha penangkapan ikan julung-julung dengan soma giop di Kampung Palareng. Kegiatan usaha penangkapan ikan yang sudah berlangsung lama, sehingga menarik untuk diketahui apakah usaha tersebut memberi keuntungan bagi nelayan di Kampung Palareng. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode kualitatif dan kuantitatif. Dimana penelitian kualitatif menggunakan fenomena sosial menjadi pusat perhatian. Sedangkan penelitian kuantitatif menggunakan analisa dan perhitungan. Hasil penelitian disajikan secara deskriptif kualitatif, sementara untuk memperoleh nilai B/C, NPV dan PP menggunakan metode kuantitatif. Kondisi sosial nelayan di Kampung Palareng masih sangat kuat. Solidaritas yang tinggi bagi masyarakat dapat terlihat dalam kegiatan gotong royong maupun kegiatan sosial lainnya. Sebagian besar masyarakat mempunyai tingkat pendidikan Sekolah Dasar (SD). Pendapatan yang tegolong tinggi bagi para nelayan. Secara finansial, analisis kelayakan usaha penangkapan ikan julung-julung diperoleh hasil BCR sebesar 0,96 dimana B/C kurang dari 1, PP 1 tahun, dan NPV sebesar Rp -12.472.049 (NPV bernilai negatif). Secara Finansial, usaha penangkapan ikan julung-julung di Kampung Palareng tidak layak untuk diteruskan. Namun, usaha penangkapan ikan julung-julung memiliki makna sosial dan budaya yang tinggi bagi kehidupan masyarakat Kampung Palareng. Baik perempuan maupun laki-laki, tua dan muda, semua bekerja sama ikut perahu penangkap ikan julung-julung dan mengikuti kegiatan pengoperasian penangkapan ikan. Hasil tangkapan dibagi untuk semua yang mengikuti kegiatan penangkapan maupun bagi masyarakat secara keseluruhan. Nilai sosial budaya ini yang mempertahankan keberadaan usaha penangkapan ikan julung-julung di Kampung Palareng.
TINGKAT PENDAPATAN NELAYAN PENANGKAP IKAN KURISI SELAMA PANDEMI COVID-19 DI KAMPUNG PARA I KECAMATAN TATOARENG KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE Costantein Imanuel Sarapil; Fitria Fresty Lungari; Eunike Irene Kumaseh; Ishak Bawias; Ganjar Ndaru Ikhtiagung; Erlin Puspaputri; Stefanus Kawowode
ETNOREFLIKA: Jurnal Sosial dan Budaya Vol 10 No 3 (2021): Volume 10 Nomor 3, Oktober 2021
Publisher : Laboratorium Jurusan Antropologi, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/etnoreflika.v10i3.1187

Abstract

This study aims to analyze at the income level of fishermen in Para I Village during the Covid-19 pandemic, and look at the marketing flow and marketing margins of Threadfin bream in Para I village. This research can be input to the Government in improving the welfare of fishermen amid Covid-19 pandemic. This research was conducted in Para I Village, Tatoareng District, Sangihe Islands Regency in March – May 2021. The methods used in this study were qualitative and quantitative ones. Data collection was carried out through direct observation and interviews with local fishermen, while maintaining health protocols. The income of threadfin bream fisherman per week in Para I Village ranges from IDR 500,000 - IDR 3,000,000 depending on weather condition. The marketing of threadfin bream and other demersal fish belongs to an efficient one. During the pandemic, fishermen's income decreased slightly because they could not bring their catch to be sold to Tahuna city or Dagho Fishing Port. However, there are also traders who come directly to buy fish on Para Island. Income decreased to IDR 500,000 per week during the pandemic. However, this condition only lasted for 2-3 months, but then their income returned to the normal. The strategy taken by fishermen to deal with the income decline during the pandemic is to process their catch into salted fish that can be sold or stored as food reserves for their households. The government can help organize Financial Management Training and education about business opportunities in the fisheries sector.
Laju Sedimentasi di Perairan Kampung Salurang Kabupaten Kepulauan Sangihe Eunike Irene Kumaseh; Mukhlis Abdul Kaim; Yuliana Varala Tatontos
Jurnal Ilmiah Tindalung Vol 3 No 2 (2017): Jurnal Ilmiah Tindalung
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat, Politeknik Negeri Nusa Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (699.471 KB) | DOI: 10.5281/jit.v3i2.100

Abstract

Kabupaten Kepulauan Sangihe merupakan bagian integral dari Propinsi Sulawesi Utara dengan Ibukota Tahuna. Berjarak sekitar 142 Mil Laut dari Ibukota Propinsi Sulawesi Utara, Manado, terletak antara 20 4’13" – 40 44’ 22" Lintang Utara dan 1250 9’ 28" – 1250 56’ 57" Bujur Timur, berada diantara Pulau Sulawesi dan Mindanao (Republik Philipina), sehingga Kabupaten Kepulauan Sangihe dapat dikategorikan “Daerah Perbatasan”. Kondisi geografis wilayah pesisir memiliki sumberdaya alam yang cukup melimpah dan unik, walaupun demikian sangat rentan terhadap berbagai masalah kerusakan lingkungan perairan terutama oleh aktivitas masyarakat yang mendiami serta memanfaatkan kawasan land base. Sedimentasiadalah peristiwa pengendapan material batuan yang telah diangkut oleh tenaga air atau angin. Permasalahan yang terjadi di Kampung Salurang adalah terjadinya sedimentasi yang cukup tinggi. Perangkap sedimen yang dipasang terdiri atas besi 6 m, pipa PVC 2" dengan panjang 11,5 cm, penutup Pipa PVC 2", dan tali pengikat untuk perangkap. Alat ini dipasang pada 2 tempat yaitu Stasiun 1 di dekat muara dan Stasiun 2terletak agak jauh dari muara. Pengamatan dilakukan seminggu sekali. Laju sedimentasi pada Stasiun 1 berkisar antara 0,069 – 0,648 m3/tahun dengan rata-rata laju sedimentasi 0,27 m3/tahun. Laju sedimentasi pada Stasiun 2 berkisar antara 0,08 – 0,23 m3/tahun dengan rata-rata 0,14 m3/tahun. Laju sedimentasi yang tinggi di Kampung Salurang adalah di dekat muara sungai yaitu pada Stasiun 1.
PENGOPERASIAN ALAT TANGKAP TRADISIONAL DALOMBO (JALA LEMPAR) DI PERAIRAN KAMPUNG BINEBAS KECAMATAN TABUKAN SELATAN KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE Costantein Sarapil; Yanita Kakampu; Eunike Kumaseh
Jurnal Ilmiah Tindalung Vol 4 No 1 (2018): Jurnal Ilmiah Tindalung
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat, Politeknik Negeri Nusa Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (441.238 KB)

Abstract

Kabupaten Kepulauan Sangihe memiliki potensi perikanan dengan total produksi mencapai 90 persen. Kampung Binebas merupakan salah satu kampung yang terletak di Kecamatan Tabukan Selatan. Hampir sebagian besar masyarakat di Kampung ini memanfaatkan laut sebagai sumber kebutuhan dan perekonomian keluarga. Di kampung ini terdapat berbagai jenis alat penangkapan ikan, salah-satunya yaitu alat tangkap Jala Lempar atau masyarakat biasa menyebutnya dengan Dalombo.Dalombo merupakan salah satu alat penangkapan ikan yang ramah lingkungan karena alat tangkap ini dioperasikan di pinggiran pantai yang dangkal. Proses pengoperasian alat tangkap Dalombo di kampung Binebas menarik untuk dikaji karena menggunakan teknik tertentu oleh masyarakat setempat. Alat danbahan yang digunakan yaitu alat tulis menulis, kamera, meteran, perahu pelang, timbangan dan alat tangkap Dalombo. Metode yang digunakan adalah partisipasi aktif di lapangan. Metode pengumpulan data yaitu wawancara dengan nelayan yang ada di kampung Binebas, buku, internet dan literatur lainnya. Data dianalisis secara deskriptif.Proses pengoperasian alat tangkap Dalombo dimulai dengan pengaturan posisi jaring pada tangan. Jaring dibagi menjadi 3 bagian yang sama hingga ke tahap pelemparan jaring. Hauling dilakukan dengan menarik perlahan tali penghubung diikuti dengan badan jaring hingga semuanya terangkat ke dalam perahu. Daerah penangkapan ikan dilakukan di pinggiran pantai dan daerah bakau dengan kedalaman sekitar 0,5 – 3 m.
ANALISIS KONDISI HIDRO OSEANOGRAFI DI PERAIRAN TELUK TAHUNA KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE Julius Wuaten; Yuliana Varala Tatontos; Eunike Irene Kumaseh
Jurnal Ilmiah Tindalung Vol 4 No 2 (2018): Jurnal Ilmiah Tindalung
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat, Politeknik Negeri Nusa Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (470.104 KB)

Abstract

Kabupaten Kepulauan Sangihe adalah salah satu daerah terluar dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Kondisi hidro oseanografi suatu daerah dapat menunjang pengembangan wilayah tersebut menjadi lebih baik. Perairan Teluk Tahuna merupakan bagian dari Kabupaten Kepulauan Sangihe. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data pengukuran pasang surut di lapangan selama 14 hari, data angina dari BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika), dimana metode yang digunakan adalah metode perhitungan Fisher Tippet Type – 1. Jenis pasang surut di perairan teluk Tahuna adalah pasang surut semi diurnal, dimana dalam sehari terjadi dua kali pasang surut, dengan Muka air rerata (Mean Sea Level) adalah 2,3 m. Kecepatan arus rata – rata di perairan Perairan Teluk Tahuna adalah 0.2 m/s dimana merupakan arus cepat. Kala ulang gelombang 50 tahun mencapai 2.41 m dengan periode 6.7 m. Arah angin dominan adalah Timur Laut.