Hipertensi merupakan salah satu penyakit kronis yang banyak diderita masyarakat dan menjadi faktor risiko utama penyakit kardiovaskular. Penggunaan obat antihipertensi secara terus-menerus dapat menyebabkan efek samping, sehingga diperlukan alternatif terapi pendamping yang lebih alami, seperti tanaman obat. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai pemanfaatan tanaman obat dalam mengelola tekanan darah tinggi serta mengevaluasi efektivitas edukasi yang diberikan. Metode yang digunakan adalah edukasi berbasis penyuluhan, demonstrasi pembuatan ramuan herbal, serta pendampingan selama empat minggu. Evaluasi dilakukan melalui pre-test dan post-test yang mencakup tingkat pengetahuan, sikap, serta pengukuran tekanan darah sebelum dan sesudah intervensi. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa setelah edukasi, terjadi peningkatan signifikan dalam tingkat pengetahuan dengan skor rata-rata naik dari 55,2 menjadi 83,7. Sikap masyarakat terhadap pemanfaatan tanaman obat juga mengalami perubahan positif, dengan peningkatan jumlah peserta yang bersedia menggunakan tanaman obat dari 30% menjadi 75%. Selain itu, terjadi penurunan tekanan darah yang signifikan, di mana tekanan darah sistolik turun dari 147,6 mmHg menjadi 134,2 mmHg, dan tekanan darah diastolik dari 91,5 mmHg menjadi 84,7 mmHg. Hasil ini membuktikan bahwa edukasi pemanfaatan tanaman obat dapat meningkatkan kesadaran masyarakat serta berkontribusi dalam menurunkan tekanan darah penderita hipertensi. Oleh karena itu, program edukasi serupa perlu diperluas agar lebih banyak masyarakat dapat memanfaatkan tanaman obat sebagai terapi pendamping hipertensi.
Copyrights © 2025