Studi ini menyelidiki bagaimana suhu dan kecepatan pengadukan berpengaruh terhadap persen ekstraksi pelindian nikel dari bijih laterit dengan pelarut asam sitrat sebagai reagen pelindih ramah lingkungan. Bijih laterit yang digunakan merupakan tipe saprolit yang didominasi oleh senyawa nikel dalam fase garnierit. Proses pelindian dilakukan secara atmosferik dengan variasi suhu 65°C, 75°C, 85°C, dan 95°C dan kecepatan pengadukan 300, 400, 500, dan 600 rpm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan suhu secara signifikan meningkatkan persen ekstraksi nikel, terutama pada suhu 95°C, akibat peningkatan energi kinetik dan kelarutan ion nikel. Selain itu, kecepatan pengadukan yang optimal juga berkontribusi dalam mempercepat laju transfer massa dan meningkatkan homogenitas larutan, dengan persen ekstraksi tertinggi sebesar 61,69% diperoleh pada kecepatan 600 rpm. Penelitian ini menunjukkan bahwa parameter suhu dan kecepatan pengadukan memiliki peran penting dalam meningkatkan efisiensi pelindian nikel laterit menggunakan asam organik. Penelitian ini mendukung pendekatan hidrometalurgi berkelanjutan untuk pemanfaatan sumber daya nikel laterit di Indonesia.
Copyrights © 2025