Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

Pengaruh Zat Aditif Urea terhadap Kuantitas Biodiesel Pada Reaksi Transesterfikasi Rismawati Rasyid; Ummu Kalsum; Rahmaniah Malik; Dadi Priyono; Azis Albar
Jurnal Kimia Valensi Jurnal Valensi Volume 4, No.1, Mei 2014
Publisher : Syarif Hidayatullah State Islamic University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (127.648 KB) | DOI: 10.15408/jkv.v4i1.1049

Abstract

Abstrak Asam lemak jenuh maupun tak jenuh pada minyak nabati memiliki potensi untuk diubah menjadi bahan kimia penyusun bahan bakar . Komponen asam lemak pada CPO RBD dengan komposisi terbesar adalah asam palmitat (38.2%) dan asam oleat (45.89%).  Pembuatan biodiesel dalam penelitian ini menggunakan CPO (Crude Palm Oil) yang telah dimurnikan melalui reaksi transesterfikasi dengan pereaksi etanol dan katalisator KOH. Penambahan urea sebagai zat aditif pada reaksi dapat meningkatkan kualitas biodiesel yang diperoleh serta lebih efisien dalam tahapan pemurnian. Persentase kadar FAME (Fatty Acid Metyl Ester) setara dengan persen yield biodiesel pada proses reaksi tanpa penambahan urea adalah 90.34% dan mengalami peningkatan setelah penambahan urea sebesar 98%. Densitas yang dihasilkan pada reaksi tanpa zat aditif  0.868 gr/ ml dan reaksi dengan penambahan zat aditif memiliki densitas  0.866 gr/ml,  kedua produk tersebut telah sesuai dengan standar SNI yakni berkisar 0.85–0.89. Kata kunci : biodiesel, CPO, zat aditif Abstract Saturated and unsaturated fatty acids in vegetable oils have potential to be converted into constituent of chemicals fuel. Fatty acids in the RBD palm oil with the largest composition are palmitic acid (38.2%) and oleic acid (45.89%). Production of fuel which substitute diesel fuel (biodiesel) from CPO (Crude Palm Oil) which has been purified by transesterification reaction with ethanol reagent and KOH catalyst. The addition of urea as an additive substancein the reaction to improve  the quality as well as more efficient biodiesel obtained in the purification stages. Percentage value of FAME(Fatty Acid Metyl Ester)or yield biodiesel in the reaction without the addition of urea is 90.34% and after the addition of urea increased by 98%. Density of product that produced in the reaction without additives is 0.868 g / ml and for reaction with additives has a density of 0.866 g / ml, both of these products are met the criteria of SNI  standards which ranged from 0.85 to 0.89. Keywords : Biodiesel, CPO, additive substance
Perancangan Alat Pirolisis Untuk Pengolahan Limbah Padat Cangkang Kelapa Sawit Menjadi Liquid Smoke Irhamni Nuhardin; Muh. Azis Albar J.; Nurul Suci Anugrah
Jurnal Pendidikan dan Teknologi Indonesia Vol 3 No 4 (2023): JPTI - April 2023
Publisher : CV Infinite Corporation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52436/1.jpti.269

Abstract

Proses pembuatan liquid smoke (asap cair) menggunakan alat pirolisis yang di rangkai secara sederhana dan dengan bahan baku yang mudah didapatkan. Pada proses pirolisis akan menghasilkan produk padatan, cairan dan gas. Bahan bakar yang dapat dikonversi secara pirolisa adalah bahan yang mengandung selulosa tinggi. Melihat kondisi disekitar masih banyak limbah cangkang sawit yang tidak termanfaatkan karena minimnya informasi terkait pemanfaatannya. Tujuan dari penelitian ini adalah membuat reaktor pirolisis sederhana dengan bahan yang mudah didapat oleh masyarakat. Metode perancangan alat pirolisis ini dimulai dengan menyiapkan plat besi, kemudian di potong dan dilas hingga membentuk reaktor persegi dengan ukuran keliling masing-masing 40 cm dan tinggi 60 cm. Selanjutnya membuat penutup berbentuk kerucut dengan membuat lubang asap pada bagian atas penutup sebagai jalur keluarnya asap pada saat proses pembakaran. Termometer payung dipasang pada bagian penutup reaktor. Bagian penutup disambungkan dengan pipa besi untuk menuju kondensor. Kondensor dirancang berbentuk silinder dengan ukuran keliling persegi 40 cm dan ketinggian 40 cm untuk menampung air pendingin. Pada bagian dalam kondensor dibentuk spiral sehingga proses pendinginan dapat berlangsung lama dan efektif. Kemudian merangkai alat dengan menempatkan reaktor pirolisis diatas kompor gas yang dilengkapi dengan valve kontrol nyala api. Wadah penampung asap cair dipasang pada ujung pipa kondensor. Penelitian ini menghasilkan produk berupa reaktor pirolisis sederhana yang dilengkapi dengan alat pengukur suhu. Berdasarkan hasil penelitian maka disimpulkan bahwa reaktor pirolisis tersebut mampu menghasilkan asap cair 300 ml untuk cangkang sawit sebanyak 1 kg dengan waktu tinggal 4 jam.
Utilization of Fly Ash and Bottom Ash as Acid Mine Water Neutralization Media: Pemanfaatan Fly Ash dan Bottom Ash Sebagai Media Netralisasi Air Asam Tambang Ardiansah A; Tasya; Muh. Azis Albar J
Jurnal Sains dan Teknik Terapan Vol. 1 No. 1 (2023): SATERA
Publisher : Unit Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, AK-Manufaktur Bantaeng

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Mine acid water is an environmental impact of mining activities. This becomes even more important if the handling of acid mine drainage is not optimal. Fly ash and bottom ash can be used as alternative utilization of industrial waste to neutralize acid mine drainage. The purpose of this study was to determine the optimal composition of fly ash, bottom ash, and alum to neutralize acid mine drainage and the optimal mass ratio of the fly ash and alum mixture to neutralize mine acid water. Based on the results of testing the optimal mass of fly ash is 0.25 g, 0.50 g, 0.75 g, 1 g, 1.25 g, and 1.50 g with a pH of 6.1, 7.5, 7.6, 7.9, 8.2, and 8.3 which are by the Decree of the State Minister for the Environment number 113 of 2003 concerning wastewater quality standards for mining businesses or activities, namely the pH of water at 6-9 mg/l. Experiments for the maximum use of bottom ash were 1.50 g with a pH of 5. Based on the tests, the optimal mass of a mixture of fly ash and alum was 3.15 g and 3.20 g with a pH of 6.2 and 6.5.
Ekstraksi Besi Oksida (Fe2O3) dari Limbah Abu Terbang (Fly Ash) sebagai Upaya Pengembangan Industri Ramah Lingkungan Ardiansah, Ardiansah; Hakim, Rahman; Albar J, Muh. Azis
JNSTA ADPERTISI JOURNAL Vol. 3 No. 2 (2023): Juli 2023
Publisher : Aliansi Dosen Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (Adpertisi)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62728/jnsta.v3i2.435

Abstract

Abu sisa pembakaran (Fly ash), dapat berdampak buruk pada lingkungan sekitar, sehingga diperlukan tindakan khusus untuk mengatasi masalah ini. Salah satu cara untuk mengatasi masalah ini adalah dengan memanfaatkan limbah batubara sebagai bahan material yang bernilai ekonomi. Pada penelitian ini dilakukan proses ekstraksi besi oksida (FeO3) menggunakan pelarut HCl dikarenakan asam klorida (HCl) yang merupakan pelarut yang paling efektif untuk proses pemisahan besi. Penelitian ini dimulai dengan melakukan pengovenan sampel untuk menghilangkan pengotor kemudian dilakukan analisis kandungan besi pada sampel dengan menggunakan X-Ray fluorescence (XRF). Selanjutnya dilakukan proses ekstraksi pada sampel dengan menggunakan pelarut asam klorida (HCl) dengan variasi konsentrasi yaitu 9, 10, 11 dan 12 N. Hasil ekstraksi tertinggi yang didapatkan pada penelitian ini adalah pada konsentrasi 9 dan 11 N yaitu sebesar 0,86% berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan instrument Atomic Absobtion Spectrophotometer (AAS).
Pemanfaatan Limbah Fly Ash Sebagai Koagulan Dalam Pengolahan Air Melalui Ekstraksi Aluminium Dan Besi Menggunakan Metode Kalsinasi – Pengasaman Malau, Alexander; Hendrawan, Ahmad; Albar, Azis; Lilih, Hendi; Ardiansah, Ardiansah
JNSTA ADPERTISI JOURNAL Vol. 4 No. 1 (2024): Januari 2024
Publisher : Aliansi Dosen Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (Adpertisi)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62728/jnsta.v4i1.492

Abstract

The process of burning coal by PLTU produces large amounts of fly ash waste that has the potential to pollute the environment if not handled properly. Various kinds of research have been carried out to deal with fly ash waste, one of which is to make fly ash a coagulant material because it has a dominant aluminum and iron content. The conviction of the use of fly ash as a coagulant aims to determine the highest recovery presentation of aluminum and iron using HCl and H2SO4 solvents with variations in concentrations of 6%, 8%, and 10%, variations in extraction time of 2 hours, 4 hours, and 6 hours, and determine the rate of decrease in turbidity using the resulting coagulants. This study began with the preparation and characterization of fly ash samples using X-Ray Fluorescence (XRF), then the reparated sample mixed with Na2CO3 4 M is then calcined at a temperature of 950 ⁰C to be then extracted using HCl and H2SO4. The results showed that the highest percentage of extracted aluminum and iron recovery used 10% HCl for 6 hours ie 97.91% and 96.01%, and used 10% H2SO4% for 6 hours, 99.66% and 97.79%. Increasing solvent concentrations and extraction times cause increased concentrations of aluminum and extracted iron. Coagulant quality testing of fly ash using the jar test method, obtained the result that the coagulant results from the extraction of fly ash with HCl and H2SO4 solvents at 10% concentration% with an extraction time of 6 hours is the best coagulant that can reduce the value of turbidity to 0.61 NTU and 0.74 NTU.
Sintesis Kalsium Titanat (CaTiOᴣ) dari Cangkang Kerang Darah (Anadara granosa Linn) dengan Metode Hidrotermal Ardiansah A; Pratiwi, Diana Eka; J, Muh. Azis Albar; utami, Hermin Hardyanti; Malau, Alexander
Journal of Chemical Process Engineering Vol. 9 No. 1 (2024): Journal of Chemical Process Engineering
Publisher : Fakultas Teknologi Industri - Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/jcpe.v9i1.730

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mensintesis kalsium titanat (CaTiO3) sebagai nanomaterial dari cangkang kerang darah (Anadara granosa Linn.) dengan metode hidrotermal. Penelitian dilakukan dalam beberapa tahap: preparasi, kalsinasi, analisis kadar kalsium, dan sintesis. Hasil analisis menunjukkan bahwa kadar CaO yang terkandung dalam cangkang kerang darah pada sampel I, sampel II, sampel III dan sampel kontrol (sampel tanpa penghilangan kadar air) yaitu berturut-turut 77,46%, 81,69%, 81,13% dan 74,93%. Kristal CaTiO3 yang disintesis berupa padatan halus berwarna putih bersih yang tidak larut dalam air. Hasil analisis difraksi sinar-X untuk kristal yang disintesis pada pH 12 menunjukkan puncak fase sudut 2θ pada 32,574˚, 32,959˚, 38,600˚, dan 47,503˚ dengan derajat kristalinitas sebesar 69,10% dengan ukuran kristal yang dominan yaitu 70,72 nm. Hasil Scanning electron micrsocopy (SEM) menunjukan bahwa bentuk kristal kalsium titanat yang disintesis merupakan kristal dengan bentuk ortorombik. Hasi analisis EDX menunjukkan komposisi unsur-unsur penyusun CaTiO3 yaitu 26,10% O, 27,45% Ca dan 33,32% Ti.
Evaluasi Kinerja Cooling Tower Type Induced Draft Counter Flow Pada Sirkulasi Air Jernih Industri Baja J, Muh. Azis Albar; Asrina, Asrina; Ardiansah, Ardiansah; Nuhardin, Irhamni
Journal of Chemical Process Engineering Vol. 9 No. 1 (2024): Journal of Chemical Process Engineering
Publisher : Fakultas Teknologi Industri - Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/jcpe.v9i1.732

Abstract

Cooling tower merupakan alat yang digunakan untuk melakukan penurunan temperatur air yang berasal dari area proses serta mengemisikan panas ke atmosfir. Pada proses produksi baja, sistem pendinginan sangat dibutuhkan dalam proses pencucian gulungan. Coling tower yang digunakan adalah type Induced Draft Counter Flow. Fungsi cooling tower ini yaitu memproses air panas yang berasal dari area proses untuk didingin sehingga dapat dipergunakan kembali. Cooling tower memiliki peranan yang sangat penting pada proses produksi oleh karena itu cooling tower harus memiliki kinerja yang efektif. Mengingat usia cooling tower telah lebih dari lima tahun maka perlu dilakukan evaluasi kinerja dari cooling tower tersebut untuk melihat seberapa besar penurunan kinerja cooling tower tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kinerja cooling tower dengan cara menghitung nilai range, approach, efektivitas, kapasitas, evaporation loss, drift loss, blow down dan make up water. Dari hasil perhitungan kinerja cooling tower didapatkan nilai range sebesar 6,9°C–8,7°C, nilai approach sebesar 2,3-3°C, nilai efektivitas sebesar 71,96-78,70%, nilai kapasitas sebesar 8,10 m3/jam –10,26 m3/jam, dan nilai make up water sebesar 38,16 – 47,60 m3/jam. Berdasarkan hasil yang diperoleh telah mengalami penurunan kinerja sehingga perlu dilakukan perbaikan untuk memperoleh kinerja yang baik kembali.
ANALISIS KANDUNGAN MINERAL PASIR BESI PANTAI SELATAN KABUPATEN LUMAJANG HASIL SEPARASI MAGNETIK Jayusri, Muh. Azis Albar; Putra, Aditya Perdana; Putra, Eriek Aristya Pradana
JURNAL TEKNOLOGI KIMIA MINERAL Vol 1 No 2 (2022): JURNAL TEKNOLOGI KIMIA MINERAL
Publisher : Politeknik ATI Makassaar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (404.83 KB) | DOI: 10.61844/jtkm.v1i2.273

Abstract

Potensi pasir besi di Pantai Selatan Kabupaten Lumajang cukup besar tapi belum dikelola secara mendalam dan modern. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan mineral magnetik pasir besi yang ada di Pantai Selatan Kabupaten Lumajang agar dapat memberikan informasi dan bahan kajian dalam pengembangan pengolaan pasir besi ke depan. Metode yang digunakan adalah metode separasi magnetik menggunakan magnetik separator untuk memisahkan dan mendapatkan konsentrat pasir besi titanomagnetite yang merupakan senyawa mineral besi yang kaya kandungan titanium. Berdasarkan hasil analisa XRD diketahui bahwa kandungan minerak pasir besi Pantai Selatan Kabupaten Lumajang hasil separasi magnetik mengandung mineral magnetik 39,4% dan non magnetik 60,6% yang terdiri dari senyawa kelompok mineral besi magnetite, titanomagnetite, iron titanium oxide, augite serta pengotor berupa senyawa silika yakni bustamite, albite, dan anthophyllite. Untuk hasil analisa XRF menunjukkan kadar titanium dan besi meningkat setelah dilakukan separasi magnetik pada pasir besi Pantai Selatan Kabupaten Lumajang. Kadar titanium meningkat sebesar 3,42 % dan besi 49,6 %.
PENGARUH SUHU DAN KECEPATAN PENGADUKAN TERHADAP PERSEN EKSTRAKSI NIKEL DARI BIJIH LATERIT DENGAN PELARUT ASAM SITRAT Albar J, Muh. Azis Albar; Sholihin, Sholihin; Nuhardin, Irhamni
JURNAL TEKNOLOGI KIMIA MINERAL Vol 4 No 1 (2025): JURNAL TEKNOLOGI KIMIA MINERAL
Publisher : Politeknik ATI Makassaar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61844/jtkm.v4i1.1090

Abstract

Studi ini menyelidiki bagaimana suhu dan kecepatan pengadukan berpengaruh terhadap persen ekstraksi pelindian nikel dari bijih laterit dengan pelarut asam sitrat sebagai reagen pelindih ramah lingkungan. Bijih laterit yang digunakan merupakan tipe saprolit yang didominasi oleh senyawa nikel dalam fase garnierit. Proses pelindian dilakukan secara atmosferik dengan variasi suhu 65°C, 75°C, 85°C, dan 95°C dan kecepatan pengadukan 300, 400, 500, dan 600 rpm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan suhu secara signifikan meningkatkan persen ekstraksi nikel, terutama pada suhu 95°C, akibat peningkatan energi kinetik dan kelarutan ion nikel. Selain itu, kecepatan pengadukan yang optimal juga berkontribusi dalam mempercepat laju transfer massa dan meningkatkan homogenitas larutan, dengan persen ekstraksi tertinggi sebesar 61,69% diperoleh pada kecepatan 600 rpm. Penelitian ini menunjukkan bahwa parameter suhu dan kecepatan pengadukan memiliki peran penting dalam meningkatkan efisiensi pelindian nikel laterit menggunakan asam organik. Penelitian ini mendukung pendekatan hidrometalurgi berkelanjutan untuk pemanfaatan sumber daya nikel laterit di Indonesia.
Nickel Extraction from Laterite Ore via Sulfuric Acid Leaching and Iron Precipitation Using NaOH with Gravimetric Analysis Ardiansah, Ardiansah; Albar J, Muh. Azis; Aldi, Aldi
Jurnal Sains dan Teknik Terapan Vol. 3 No. 2 (2025): Jurnal Sains dan Teknik Terapan
Publisher : Unit Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, AK-Manufaktur Bantaeng

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The global demand for nickel has continued to rise, in line with the growth of the stainless steel industry and renewable energy technologies. Indonesia, as one of the countries with the largest reserves of laterite nickel ore in the world, faces challenges in processing limonite ore, which typically contains high levels of iron and lower concentrations of nickel. This study aims to improve the efficiency of nickel extraction through a hydrometallurgical approach, using sulfuric acid (H₂SO₄) leaching, selective iron precipitation with sodium hydroxide (NaOH), and nickel determination using the gravimetric method. The leaching process was conducted at 90°C, varying the leaching time and acid concentration, followed by iron precipitation through pH adjustment and the addition of hydrogen peroxide to oxidize Fe²⁺ to Fe³⁺, which subsequently forms Fe(OH)₃. The resulting iron-free filtrate was then reacted with dimethylglyoxime (DMG) to form a pink precipitate of the nickel complex [Ni(DMG)₂], which was then analyzed gravimetrically. The results showed that increasing leaching time and solvent concentration significantly enhanced the nickel extraction percentage. This approach proved to be effective in improving the selectivity and efficiency of nickel separation from impurities, thereby supporting a cleaner and more sustainable nickel production process.