Masyarakat di wilayah perbatasan tidak hanya diperhadapkan dengan isu eksploitasi ekonomi dan sumber alam namun juga terjadinya kesenjangan sosial karena tidak meratanya pembangunan. Adanya kecenderungan bahwa ketika kelompok lain tidak kompatibel, beda ideologi atau pilihan politik maka respon sosial cenderung negatif, berprasangka jahat (prejudice) bahkan tindakan anarkis. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif fenomenologis dengan mengkaji fenomena faktual masyarakat multikultural Kabupaten Sintang di wilayah Sektor Timur Kalimantan Barat. Data dianalisis menggunakan kajian pustaka. Hasil riset ini adalah pendidikan multikultural dapat tumbuh dan hidup di sekolah dasar pedalaman dan wilayah 3T jika warga sekolah a) Membiasakan untuk tidak berpikir dan berperilaku diskriminatif; b) Memahami persepsi orang lain; c) Menghindari stereotipe; dan d) Mengembangkan kesetaraan dan keadilan sosial. Kata Kunci: Pendidikan Multikultural, Keragaman, Sekolah Dasar, Wilayah Pedalaman
Copyrights © 2017