Penelitian ini membahas tentang strategi pemenangan Sherly Tjoanda dan Sarbin Sehe dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Provinsi Maluku Utara pada tahun 2024. Pasangan ini menjadi sorotan setelah Sherly menggantikan almarhum suaminya, Benny Laos, sebagai calon gubernur. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi kampanye yang diterapkan, serta faktor-faktor yang mendukung kemenangan mereka. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan studi pustaka yang berfokus pada data-data dari media daring, literatur terdahulu, dan dokumen resmi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pasangan ini menerapkan strategi yang menggabungkan pendekatan digital dan konvensional. Kampanye digital dilakukan melalui media sosial seperti TikTok dan Instagram untuk menjangkau pemilih muda, sementara pendekatan langsung dilakukan melalui kunjungan ke komunitas, kampanye dari rumah ke rumah, dan acara-acara budaya lokal. Strategi mereka mengacu pada model kampanye Ostergaard yang berfokus pada pembangunan kepercayaan publik. Hasil pemilu menunjukkan bahwa pasangan ini memperoleh 51,68% suara sah, yang membuktikan keefektifan strategi yang digunakan. Penelitian ini menyimpulkan bahwa keberhasilan pasangan Sherly-Sarbin bukan semata-mata karena faktor emosional atau momentum politik, melainkan karena strategi kampanye yang terencana dengan baik, adaptif, dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat Maluku Utara.
Copyrights © 2024