Pepaya (Carica papaya L.) merupakan salah satu tanaman buah tropis yang banyak diminati karena rasa dan kandungan nutrisinya, seperti vitamin A, vitamin C, asam folat, dan kalium. Namun, kesulitan mengidentifikasi jenis kelamin tanaman pepaya pada fase vegetatif menjadi kendala dalam budidaya. Sambung pucuk (grafting) merupakan langkah yang banyak digunakan untuk mengatasi masalah tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi efek sambung pucuk tanaman pepaya terhadap pertumbuhan, produksi dan kompatibilitas antara batang bawah dan batang atas. Penelitian dilakukan di Kebun Tajur 2 PKHT, Bogor, dilanjutkan dengan analisis pascapanen di Laboratorium Departemen Agronomi dan Hortikultura, IPB. Dua jenis batang bawah yang digunakan adalah pepaya Sukma (C-S) dan pepaya liar (C-L), yang keduanya disambung dengan varietas Calina (IPB 1) sebagai batang atas. Sebanyak 64 tanaman ditanam dalam 8 barisan, masing-masing terdiri atas 8 tanaman. Lima barisan menggunakan batang bawah C-L, sedangkan tiga barisan menggunakan batang bawah C-S. Data dianalisis menggunakan uji t pada taraf 5% dengan Minitab 19. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa tanaman dengan batang bawah C-L memiliki laju pertumbuhan vegetatif yang lebih tinggi dibandingkan C-S pada hampir seluruh parameter, kecuali lingkar batang sambungan, lingkar batang bawah, dan tinggi batang bawah. Tanaman C-L juga berbunga lebih awal dan menghasilkan lebih banyak bunga hermafrodit, yang berkontribusi pada jumlah buah lonjong yang lebih tinggi dibandingkan tanaman C-S. Selain itu, buah dari tanaman C-L memiliki tekstur daging yang lebih lunak, kulit yang lebih keras, serta nilai Padatan Terlarut Total (PTT) yang lebih tinggi. Kedua jenis batang bawah yang digunakan tidak menunjukkan gejala inkompatibilitas selama masa pengamatan. Kata kunci: batang bawah, Calina-Liar, Calina-Sukma
Copyrights © 2025