Remaja Sekolah Menengah Kejuruan (selanjutnya disingkat SMK) Nahdlatul Ulama (selanjutnya disingkat NU) Medan yang orang tuanya bercerai berdampak negatif seperti tidak disiplin masuk sekolah, membolos, malas belajar, sehingga mengakibatkan penurunan nilai secara akademik, hal ini membuktikan bahwa remaja mengalami stres pasca perceraian orang tuanya. Stres yang terjadi mempengaruhi kelangsungan kehidupan siswa di rumah dan di sekolah. Setiap remaja memiliki cara yang berbeda dalam merespon stressor yang ada. Individu yang mampu bertahan tentu memiliki sikap dalam menghadapi stres sehingga setiap remaja harus mampu menjadi resilien, yaitu mampu beradaptasi, mampu bertahan, dan bangkit. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh resiliensi terhadap stres pasca perceraian pada remaja di SMK NU Medan. Subjek dalam penelitian. ini berjumlah 31 orang. Penelitian ini menggunakan alat ukur instrumen penelitian dengan lembar kuesioner stres dan resiliensi. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh resiliensi terhadap stres pasca perceraian orang tua dengan nilai koefisien determinasi (R2 ) sebesar 0,410 yang berarti 41% stres pasca perceraian orang tua dipengaruhi oleh resiliensi dengan nilai signifikasi 0,000 ≤ 0,05
Copyrights © 2025