Deformitas telinga eksternal seperti mikrotia memerlukan pendekatan rekonstruksi yang kompleks melalui auriculoplasty. Beragam teknik telah dikembangkan, mulai dari metode autologous (menggunakan tulang rawan kosta) seperti Nagata dan Brent, hingga teknik berbasis implan seperti Medpor. Evaluasi terhadap keberhasilan teknik-teknik ini perlu dilakukan secara komprehensif untuk memahami hasil estetika, fungsional, serta komplikasi jangka panjangnya. Penelitian ini bertujuan melakukan meta-analisis terhadap berbagai teknik auriculoplasty untuk menilai perbandingan efektivitas dari aspek estetika dan fungsional dalam menangani deformitas telinga eksternal. Kajian ini dilakukan sesuai pedoman PRISMA, dengan menelaah literatur dari database ilmiah internasional. Studi yang memenuhi kriteria inklusi dianalisis menggunakan pendekatan efek acak, dengan evaluasi bias publikasi melalui funnel plot dan uji Egger. Hasil utama dianalisis berdasarkan skor estetika, perbaikan fungsional (audiometri), komplikasi, tingkat revisi, dan kepuasan pasien. Teknik autologous memberikan hasil estetika yang lebih baik dan simetri bilateral yang lebih tinggi, namun dengan risiko komplikasi donor site yang lebih besar. Teknik Medpor unggul dalam efisiensi waktu operasi, tetapi menunjukkan risiko infeksi dan rejeksi implan lebih tinggi. Evaluasi fungsional menunjukkan hasil pendengaran lebih baik pada kasus kombinasi auriculoplasty dan atresiaplasti, meskipun bersifat selektif. Tingkat revisi dan kepuasan pasien bervariasi tergantung teknik dan usia intervensi. Tidak terdapat teknik auriculoplasty tunggal yang unggul secara universal. Pemilihan teknik harus dipersonalisasi berdasarkan karakteristik pasien, harapan estetika, fungsi pendengaran, serta risiko komplikasi. Evaluasi multidimensi termasuk parameter objektif dan aspek psikososial diperlukan untuk mencapai hasil klinis yang optimal dan berkelanjutan
Copyrights © 2025