Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

SYSTEMATIC LITERATURE REVIEW TENTANG FRAKTUR OS NASAL: TREN PENELITIAN, DIAGNOSIS, DAN PENATALAKSANAAN Christanto, Antonius
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 6 No. 2 (2025): JUNI 2025
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v6i2.45524

Abstract

Fraktur os nasal merupakan cedera wajah yang paling umum, namun pendekatan diagnosis dan penatalaksanaannya terus berkembang seiring kemajuan teknologi medis. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi tren terkini dalam diagnosis, penatalaksanaan, dan metode pengobatan fraktur os nasal melalui pendekatan Systematic Literature Review (SLR). Proses pencarian artikel dilakukan pada basis data PubMed, ScienceDirect, dan Google Scholar. Setelah melalui tahap seleksi berdasarkan kriteria inklusi, diperoleh 22 artikel yang relevan untuk dianalisis. Hasil studi menunjukkan bahwa teknologi pencitraan, khususnya CT-scan, semakin sering digunakan dalam diagnosis fraktur kompleks karena mampu memberikan visualisasi anatomi yang lebih detail, sementara radiografi konvensional masih digunakan untuk kasus ringan. Dalam hal penatalaksanaan, terdapat dua pendekatan utama yaitu konservatif dan operatif. Pendekatan konservatif diterapkan pada fraktur tanpa dislokasi, sedangkan penanganan operatif seperti reposisi tertutup atau rinoplasti diperlukan untuk fraktur kompleks. Faktor yang memengaruhi pemilihan terapi mencakup tingkat keparahan cedera, pertimbangan estetika, preferensi pasien, hingga aspek psikologis dan kualitas hidup. Simpulan dari studi ini menegaskan pentingnya pendekatan yang individual dan holistik dalam penanganan fraktur os nasal. Penelitian juga merekomendasikan pelatihan berkelanjutan bagi praktisi medis serta studi lebih lanjut mengenai inovasi terapi dan evaluasi jangka panjang terhadap berbagai metode penanganan.
PROSES WOUND HEALING PADA PERFORASI MEMBRAN TIMPANI: TINJAUAN SISTEMATIS LITERATUR Christanto, Antonius
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 6 No. 2 (2025): JUNI 2025
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v6i2.45525

Abstract

Perforasi membran timpani merupakan kondisi klinis yang dapat mengganggu fungsi pendengaran dan kualitas hidup pasien. Penanganan konvensional seperti miringoplasti sering menghadapi keterbatasan dalam regenerasi struktural dan fungsional. Oleh karena itu, tinjauan sistematis ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi pendekatan terapeutik terkini yang mendukung proses penyembuhan luka pada perforasi membran timpani, dengan fokus pada pemanfaatan biomaterial dan teknologi rekayasa jaringan. Pencarian literatur dilakukan melalui lima basis data utama: PubMed, ScienceDirect, DOAJ, Google Scholar, dan MDPI, mencakup publikasi antara tahun 2019 hingga 2024. Studi yang disertakan terdiri dari penelitian eksperimental, klinis, serta tinjauan sistematis yang membahas strategi intervensi biologis terhadap penyembuhan membran timpani. Penilaian kualitas metodologis menggunakan pedoman dari Joanna Briggs Institute. Hasil menunjukkan bahwa biomaterial seperti platelet-rich fibrin (PRF), kolagen, dan scaffold polimer bioaktif dapat mempercepat regenerasi jaringan timpani. Teknologi 3D printing memungkinkan penciptaan scaffold yang menyerupai struktur asli membran, mendukung pemulihan fungsional. Penggunaan sel punca mesenkimal dan sensor bioelektronik juga menonjol sebagai pendekatan inovatif dalam terapi personalisasi. Simpulannya, kombinasi biomaterial dan teknologi rekayasa jaringan terbukti efektif mempercepat epitelisasi, merangsang angiogenesis, serta meningkatkan integritas struktural hasil regenerasi. Pendekatan ini membuka peluang untuk pengembangan terapi regeneratif yang lebih presisi, minim invasif, dan berorientasi pada pemulihan optimal fungsi pendengaran.
Analisis Meta Teknik Grafting dalam Rhinoplasty: Evaluasi terhadap Hasil Estetika dan Komplikasi Christanto, Antonius
El-Mujtama: Jurnal Pengabdian Masyarakat  Vol. 5 No. 3 (2025): El-Mujtama: Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : Intitut Agama Islam Nasional Laa Roiba Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This study aims to analyze the effectiveness of various grafting techniques in rhinoplasty procedures, particularly in relation to aesthetic outcomes and postoperative complications. Utilizing a systematic meta-analytical approach in this research reviewed 22 relevant scientific publications from leading databases, including PubMed and ScienceDirect. The analysis focused on the use of autologous, alloplastic, and acellular dermal grafts, as well as combined techniques such as diced cartilage wrapped in fascia (DC-F). Findings indicate that autologous grafts—particularly septal and auricular cartilage—offer superior structural stability and the highest patient satisfaction, with a low complication rate (<5%). Acellular dermal grafts and DC-F techniques were effective in revision cases, while alloplastic grafts showed a higher complication rate, including extrusion and infection. Spreader graft techniques also demonstrated improvement in postoperative nasal function. The discussion highlights the critical importance of selecting grafting techniques based on the patient’s anatomical condition and individualized needs. Autologous grafts remain the gold standard in primary rhinoplasty, while combination techniques provide effective solutions for complex cases. In conclusion, the success of rhinoplasty strongly depends on choosing the appropriate grafting method, with thorough consideration of aesthetic goals, functional outcomes, and complication risks.
Kajian Bibliometrik terhadap Publikasi Ilmiah tentang Septoplasty: Visualisasi Tren dan Topik Populer Christanto, Antonius
El-Mujtama: Jurnal Pengabdian Masyarakat  Vol. 5 No. 3 (2025): El-Mujtama: Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : Intitut Agama Islam Nasional Laa Roiba Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This study aims to analyze trends and popular topics in scientific publications on septoplasty using bibliometric methods. Bibliometric analysis is used to measure and map scientific publication data, including the number of publications, authors, institutions, and frequently occurring keywords. The data were collected from international scientific databases and then analyzed using visualization techniques such as keyword mapping, author collaboration networks, and citation analysis. The results show that the number of publications on septoplasty has increased significantly in recent years, with main focuses on surgical techniques, clinical outcomes, and complications. Furthermore, this study identifies the most productive authors and institutions as well as patterns of international collaboration. These findings provide a comprehensive overview of the development of septoplasty research and serve as an important reference for future studies.
FRAKTUR MAKSILOFASIAL DALAM LITERATUR GLOBAL: KAJIAN SCOPING REVIEW TERHADAP DIAGNOSIS DAN TERAPI Christanto, Antonius
Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 6 No. 3 (2025): Volume 6 No 3 Tahun 2025
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/cdj.v6i3.46121

Abstract

Fraktur maksilofasial merupakan salah satu bentuk trauma kraniofasial yang sering terjadi dan memiliki dampak signifikan terhadap fungsi, estetika, dan kualitas hidup pasien. Kajian ini bertujuan untuk mengeksplorasi dan memetakan temuan global terkait diagnosis dan terapi fraktur maksilofasial melalui pendekatan scoping review. Berdasarkan hasil penelusuran literatur internasional, ditemukan bahwa penyebab fraktur wajah sangat bervariasi secara geografis; di negara berkembang umumnya disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas, sedangkan di negara maju lebih banyak dikaitkan dengan kekerasan interpersonal dan jatuh pada lansia. Diagnosis terkini telah berkembang dengan dukungan teknologi seperti CT-scan, Cone Beam CT, serta penerapan kecerdasan buatan untuk deteksi otomatis. Di sisi terapi, pendekatan bedah seperti open reduction and internal fixation (ORIF) dan teknologi pencetakan 3D memberikan hasil klinis yang lebih presisi dan efisien. Pendekatan multidisipliner dan rehabilitasi pascaoperasi terbukti mendukung pemulihan fungsi secara optimal. Meskipun demikian, masih terdapat kesenjangan dalam standar global penanganan kasus, menandakan perlunya pedoman internasional berbasis bukti yang dapat diadopsi lintas sistem layanan kesehatan. Kajian ini memberikan gambaran komprehensif mengenai dinamika penanganan fraktur maksilofasial dan menekankan pentingnya sinergi antara teknologi, kebijakan preventif, dan kolaborasi global dalam peningkatan kualitas perawatan.
LABIOPLASTY DALAM PERSPEKTIF KLINIS DAN ESTETIKA: SCOPING REVIEW TERHADAP PRAKTIK DAN BUKTI ILMIAH Christanto, Antonius
Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 6 No. 3 (2025): Volume 6 No 3 Tahun 2025
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/cdj.v6i3.46122

Abstract

Penelitian ini mengkaji praktik labioplasty dari perspektif klinis dan estetika melalui scoping review terhadap bukti ilmiah yang ada. Hasil review menunjukkan bahwa labioplasty umumnya memberikan manfaat positif, baik secara fisik maupun psikologis, seperti peningkatan kenyamanan dan citra tubuh pasien. Berbagai teknik operasi, seperti wedge resection, trim, dan laser-assisted labioplasty, terbukti efektif dengan tingkat kepuasan pasien yang tinggi dan risiko komplikasi yang rendah jika dilakukan oleh tenaga medis profesional. Namun, keputusan pasien sering kali dipengaruhi oleh norma estetika sosial dan informasi yang tidak selalu berbasis medis, sehingga penting adanya edukasi menyeluruh dan konseling sebelum operasi, terutama pada pasien remaja. Selain itu, protokol pascaoperasi yang baik serta perhatian pada aspek budaya dan hukum menjadi kunci keberhasilan jangka panjang prosedur ini. Oleh karena itu, praktik labioplasty perlu dijalankan secara etis, individual, dan berdasarkan bukti ilmiah yang kuat untuk menjamin perlindungan dan kesejahteraan pasien secara menyeluruh.
ANALISIS BIBLIOMETRIK TERHADAP PERKEMBANGAN DAN KOLABORASI PENELITIAN DALAM PALATOPLASTY Christanto, Antonius
Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 6 No. 3 (2025): Volume 6 No 3 Tahun 2025
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/cdj.v6i3.46123

Abstract

Palatoplasti merupakan prosedur bedah utama dalam penanganan celah langit-langit (cleft palate) yang secara langsung memengaruhi fungsi bicara dan kualitas hidup pasien. Kajian ini menggunakan pendekatan bibliometrik visualisasi untuk mengeksplorasi topik-topik dominan dalam literatur ilmiah seputar palatoplasti. Visualisasi co-occurrence network dari kata kunci dalam publikasi ilmiah menunjukkan empat klaster tematik utama: teknik bedah dan hasil anatomi, komplikasi seperti palatal fistula, hasil bicara, serta peran terapi wicara dan rehabilitasi. Literatur terkini mendukung bahwa pilihan teknik seperti Furlow, Sommerlad, dan penggunaan flap tambahan memiliki dampak signifikan terhadap fungsi velofaringeal dan mencegah komplikasi. Selain itu, integrasi terapi wicara pasca operasi dan protokol diagnosis dini turut menunjang keberhasilan rehabilitasi pasien. Dengan mengintegrasikan pendekatan klinis dan teknologi, hasil palatoplasti dapat ditingkatkan secara fungsional dan estetis. Kajian ini menegaskan pentingnya pendekatan multidisipliner serta personalisasi teknik bedah untuk mencapai hasil optimal.
META-ANALISIS TEKNIK AURICULOPLASTY TERHADAP HASIL ESTETIKA DAN FUNGSIONAL PADA DEFORMITAS TELINGA EKSTERNAL Christanto, Antonius
Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 6 No. 3 (2025): Volume 6 No 3 Tahun 2025
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/cdj.v6i3.46124

Abstract

Deformitas telinga eksternal seperti mikrotia memerlukan pendekatan rekonstruksi yang kompleks melalui auriculoplasty. Beragam teknik telah dikembangkan, mulai dari metode autologous (menggunakan tulang rawan kosta) seperti Nagata dan Brent, hingga teknik berbasis implan seperti Medpor. Evaluasi terhadap keberhasilan teknik-teknik ini perlu dilakukan secara komprehensif untuk memahami hasil estetika, fungsional, serta komplikasi jangka panjangnya. Penelitian ini bertujuan melakukan meta-analisis terhadap berbagai teknik auriculoplasty untuk menilai perbandingan efektivitas dari aspek estetika dan fungsional dalam menangani deformitas telinga eksternal. Kajian ini dilakukan sesuai pedoman PRISMA, dengan menelaah literatur dari database ilmiah internasional. Studi yang memenuhi kriteria inklusi dianalisis menggunakan pendekatan efek acak, dengan evaluasi bias publikasi melalui funnel plot dan uji Egger. Hasil utama dianalisis berdasarkan skor estetika, perbaikan fungsional (audiometri), komplikasi, tingkat revisi, dan kepuasan pasien. Teknik autologous memberikan hasil estetika yang lebih baik dan simetri bilateral yang lebih tinggi, namun dengan risiko komplikasi donor site yang lebih besar. Teknik Medpor unggul dalam efisiensi waktu operasi, tetapi menunjukkan risiko infeksi dan rejeksi implan lebih tinggi. Evaluasi fungsional menunjukkan hasil pendengaran lebih baik pada kasus kombinasi auriculoplasty dan atresiaplasti, meskipun bersifat selektif. Tingkat revisi dan kepuasan pasien bervariasi tergantung teknik dan usia intervensi. Tidak terdapat teknik auriculoplasty tunggal yang unggul secara universal. Pemilihan teknik harus dipersonalisasi berdasarkan karakteristik pasien, harapan estetika, fungsi pendengaran, serta risiko komplikasi. Evaluasi multidimensi termasuk parameter objektif dan aspek psikososial diperlukan untuk mencapai hasil klinis yang optimal dan berkelanjutan
The Role of Interleukin 1β, Fibroblast Growth Factor, Fibroblasts, Keratinocytes, Granulation Tissue and Collagen Density in the Wound Healing Phase (Study of Wound Healing in the Inflammation, Proliferation, and Remodeling Phases) Christanto, Antonius; Cilmiaty, Risya; Setiamika, Made; Yudhani, Ratih Dewi; Dirgahayu, Paramasari; Pamungkasari, Eti Poncorini; Nurwati, Ida
Biocaster : Jurnal Kajian Biologi Vol. 5 No. 3 (2025): July
Publisher : Lembaga Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian Kamandanu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36312/biocaster.v5i3.399

Abstract

This scoping review explores the roles of interleukin 1β, fibroblast growth factor, fibroblasts, keratinocytes, granulation tissue, and collagen density in the wound healing process, focusing on inflammation, proliferation, and remodeling phases. A systematic literature search identified studies investigating molecular and cellular mechanisms involved in wound repair. Findings reveal that fibroblast-derived exosomes carrying miR-93-5p inhibit autophagy, delaying diabetic wound healing. Controlled growth factor delivery enhances angiogenesis, fibroblast proliferation, and collagen deposition, accelerating tissue regeneration. SPRR1B+ keratinocytes facilitate rapid re-epithelialization, while granulation tissue provides essential scaffolding for cell migration and neovascularization. Elevated IL-1β impairs healing by increasing matrix metalloproteinases, degrading collagen. Natural compounds like red fruit oil and Binahong leaf extract promote angiogenesis and collagen synthesis. Genetic variations in inflammatory cytokines influence healing outcomes, indicating potential for personalized therapies. This review consolidates current evidence, providing insights into cellular and molecular interactions critical for effective wound repair and guiding future regenerative medicine strategies.
SYSTEMATIC JOURNAL REVIEW (SJR): CURRENT MANAGEMENT OF PREURICULAR FISTULA WITH AND WITHOUT ABSCESS Christanto, Antonius
HEARTY Vol 13 No 5 (2025): OKTOBER
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Ibn Khaldun, Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32832/hearty.v13i5.20440

Abstract

Preauricular fistula is a congenital anomaly that may lead to recurrent infections and abscess formation. Its management typically involves a combination of antibiotic therapy and surgical interventions, such as tract excision or a supra-auricular approach, which have been shown to reduce recurrence rates. However, a standardized clinical consensus regarding the optimal treatment method remains lacking. This systematic review aims to identify the most effective diagnostic and therapeutic strategies based on the latest scientific evidence to assist clinicians in managing these cases optimally. This study employed the Systematic Journal Review (SJR) method to critically appraise the scientific literature concerning the management of preauricular fistulas, both with and without abscess formation. A structured approach following the PRISMA (Preferred Reporting Items for Systematic Reviews and Meta-Analyses) guidelines was used, with data sourced from reputable databases including PubMed, Scopus, ScienceDirect, and Google Scholar. Articles were selected based on stringent inclusion and exclusion criteria through a stepwise process, from keyword search to full-text appraisal, yielding 27 eligible studies for comprehensive analysis. Findings from this review emphasize the importance of complete fistula tract excision to prevent recurrence, highlighting various surgical techniques such as hidden incisions and local skin flaps that enhance both aesthetic and clinical outcomes. Standardized procedures, including the use of magnification and methylene blue dye, are also considered essential to ensure complete excision. Nevertheless, limitations such as study heterogeneity, small sample sizes, and lack of controlled trials restrict the strength of conclusions and meta-analytic synthesis. Therefore, further research with robust design, larger sample sizes, standardized protocols, and the inclusion of negative findings is necessary to strengthen the evidence base for preauricular fistula management.