Latar belakang penelitian ini adalah adanya kesenjangan kompetensi arsiparis di Sekretariat Jenderal Dewan Ketahanan Nasional (Setjen Wantannas) yang berdampak pada kinerja organisasi. Faktor-faktor seperti keterampilan teknis, karakteristik kepribadian, motivasi, dan budaya organisasi belum optimal, sehingga diperlukan strategi pengembangan kompetensi yang efektif. Penelitian ini mengkaji strategi pengembangan kompetensi arsiparis di Sekretariat Jenderal Dewan Ketahanan Nasional (Setjen Wantannas), yang menghadapi tantangan kesenjangan kompetensi akibat kurangnya pelatihan teknis, sistem reward yang belum optimal, dan budaya organisasi yang belum sepenuhnya mendukung. Tujuan penelitian adalah mengidentifikasi faktor-faktor penghambat kompetensi arsiparis dan merumuskan strategi pengembangan yang efektif. Metode yang digunakan adalah pendekatan kualitatif deskriptif dengan pengumpulan data melalui wawancara, observasi, dan analisis dokumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa meskipun arsiparis memiliki keyakinan diri dan pengalaman kerja yang memadai, partisipasi dalam pelatihan teknis masih rendah, dan perencanaan pengembangan kompetensi belum sistematis. Implikasi penelitian ini menekankan pentingnya pemetaan kompetensi, pelatihan berkelanjutan, penguatan budaya organisasi, dan evaluasi berkala untuk meningkatkan kinerja arsiparis. Rekomendasi strategis mencakup penyusunan program pelatihan berbasis kebutuhan, peningkatan motivasi melalui reward yang terstruktur, serta kolaborasi dengan pemangku kebijakan untuk menciptakan lingkungan kerja yang mendukung pengembangan SDM.
Copyrights © 2025