Kajian ini membahas mengenai pandangan Ibnu Taimiyahyang dianggap memuat ide sekuler oleh beberapa kalangan. Pandangan tersebut adalah adagiumnya, yaitu “Allah akan menolong negara yang adil sekalipun kafir dan akan membinasakan negara yang zhalim sekalipun beriman.” Adagium tersebut dijadikan dalih keabsahan bagi seorang Muslim yang memilih pemimpin non Muslim. Selan itu, konsep ini adakan dilihat relevansinya dengan pemerintahan di Indonesia. Kajian ini dilakukan dengan menelusuri literaturyang berkaitan dengan konsep keadilan dan pemimpin adil dalam karya-karya Ibnu Taimiyah. Hasilnya, pertama; keadilan yang dimaksud oleh Ibnu Taimiyahtersebut adalah keadilan dalam mengurusi perkara-perkara duniawi, di mana pertolongan Allah berkaitan dengan perkara duniawi tersebut. Sementara secara komprehensif, keadilan dalam pandangan Ibnu Taimiyahmencakup duniawi dan ukhrawi. Pemimpin yang adil baginya adalah yang memiliki kapabilitas dalam menegakan dua hal tersebut. Kedua, ide sekularisme dalam adagium tersebut tidak tepat mengingat Ibnu Taimiyahkonsep keadilan Ibnu Taimiyahmencakup perkara duniawi dan sekaligus ukhrawi. Ketiga, permasalahan bagaimana menerapkan syari’at dalam suatu negara lebih penting daripada mendahulukan sistem khilafah, khilafah akan terbentuk ketika syari’at telah dilaksanakan.
Copyrights © 2021