Penelitian bertujuan untuk mengetahui hukum dari tradisi sistem pernikahan nyakak masyarakat adat lampung saibatin menurut Mubadalah. Sistem pernikahan nyakak adalah status perkawinan yang menempatkan posisi perempuan mengikuti jalur kekerabatan laki-laki atau keluarga dari suaminya atau sistem kekerabatan Patrilineal. Setelah menikah secara otomatis terjadi peralihan peran dan tanggungjawab yang sebelumnya dikuasai oleh keluarga istri kemudian berpindah kepada keluarga suami. Secara tidak langsung pada perkawinan Nyakak menempatkan perempuan dalam posisi diambil atau ambil anak, anak perempuan dibeli oleh keluarga laki-laki, bersamaan dengan penyerahan sejumlah uang serta barang yang dibutuhkan oleh keluarga perempuan. Penelitian ini berbasis lapangan dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasilnya. sistem pernikahan nyakak perspektif Mubadalah masyarakat adat Lampung Saibatin dinilai ada dampak kemudaratannya, karena sangat menyudutkan hak perempuan, perempuan menikah nyakak juga dinilai tidak memiliki hak untuk keluarga besarnya dan tidak mempunyai kewajiban pula untuk membantu kesulitan yang dialami oleh orang tua kandungnya. konsep mubadalah itu menekankan bahwa antara laki-laki dan perempuan itu sama, dalam hal ini sama yang dimaksud adalah kesalingan dan juga kerjasama yang dibangun antara laki-laki dan perempuanĀ harus seimbang perbuatan hukumnya. Jadi, sesuai dengan perkembangan zaman hukum adat atau kebiasaan dalam hal ini pernikahan adat Lampung saibatin seharusnya mengikuti tetapi dengan tetap menjaga nilai-nilai kearifan lokalnya.
Copyrights © 2023