Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis makna simbolik lamba-lamba dalam tradisi Ma’pasonglo masyarakat Toraja melalui lensa teologi Calvin mengenai keesaan gereja. Tradisi Ma’pasonglo, yang merupakan bagian dari ritual pemakaman Aluk Rambu Solo’, menyimpan simbolisme yang kaya dalam struktur sosial masyarakat Toraja, terutama melalui atribut lamba-lamba yang dikenakan sesuai dengan strata sosial. Pendekatan teologis yang digunakan berfokus pada pemikiran John Calvin mengenai keesaan gereja sebagai prinsip fundamental yang tidak hanya bersifat doktrinal, tetapi juga memiliki implikasi praktis bagi solidaritas dan pelayanan umat Kristen. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif-analitis melalui studi pustaka dan wawancara mendalam dengan tokoh adat serta rohaniwan Toraja. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lamba-lamba memiliki tiga makna utama: (1) sebagai simbol keberanian dalam mengambil sikap menghadapi tantangan kehidupan bergereja; (2) sebagai simbol ketulusan dalam pelayanan kepada sesama; dan (3) sebagai bentuk pengorbanan yang mendukung transformasi kehidupan gereja ke arah yang lebih baik. Temuan ini menegaskan bahwa simbol-simbol budaya lokal dapat menjadi sarana reflektif untuk memperdalam pemahaman teologis dan memperkuat kesatuan gereja dalam konteks kultural yang beragam.
Copyrights © 2025