Indonesia dikenal sebagai negara dengan keanekaragaman hayati terbesar di dunia, salah satunya adalah tanaman biofarmaka yang memiliki potensi besar dalam pengembangan obat-obatan alami. Kalimantan Barat merupakan salah satu provinsi yang kaya akan keanekaragaman hayati, terutama terkait tanaman biofarmaka. Namun, produksi tanaman biofarmaka di provinsi ini mengalami fluktuasi setiap tahunnya, yang dapat memengaruhi kesejahteraan petani dan ketersediaan obat tradisional bagi masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk memprediksi produktivitas tanaman biofarmaka di Kalimantan Barat menggunakan algoritma backpropagation. Berbagai model jaringan saraf tiruan diuji untuk mengidentifikasi model yang paling akurat dalam memprediksi produktivitas tanaman biofarmaka dari tahun 2024 hingga 2028. Hasilnya menunjukkan bahwa model arsitektur 9-20-1 adalah yang terbaik, dengan nilai mean squared error (MSE) sebesar 0,00269169 dan akurasi 85,7%. Prediksi menunjukkan bahwa jahe dan kunyit mengalami peningkatan umum meskipun ada fluktuasi, kencur tumbuh konsisten, laos/lengkuas mengalami penurunan bertahap, mahkota dewa terus meningkat setiap tahun, mengkudu fluktuatif, dan temulawak tumbuh stabil dengan peningkatan konsisten hingga 2028.
Copyrights © 2025