Penelitian ini menganalisis perbedaan dan persamaan metodologi keilmuan antara perspektif Islam dan Barat, dengan fokus khusus pada aspek eksperimen. Metodologi keilmuan merupakan fondasi penting dalam pengembangan ilmu pengetahuan, yang menentukan cara manusia memperoleh, memverifikasi, dan mengembangkan pengetahuan. Dalam konteks ini, tradisi Islam dan Barat memiliki pendekatan epistemologis yang berbeda, di mana Islam mengintegrasikan wahyu dan akal dalam proses ilmiah, sedangkan Barat lebih menekankan rasionalisme dan empirisme. Melalui studi kepustakaan dan analisis deskriptif-komparatif, penelitian ini menemukan bahwa meskipun kedua tradisi mengakui pentingnya observasi dan eksperimen, Islam memperluas cakupan validitas eksperimen dengan mempertimbangkan nilai-nilai spiritual dan non-empirik, sementara Barat berfokus pada verifikasi empiris yang ketat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa integrasi antara pendekatan eksperimental yang sistematis dan nilai-nilai transendental dapat membangun fondasi keilmuan yang lebih holistik dan relevan dengan tantangan zaman. Dengan demikian, penelitian ini berkontribusi pada pemahaman yang lebih komprehensif tentang karakteristik unik masing-masing tradisi dan potensi integrasinya dalam pengembangan ilmu pengetahuan kontemporer
Copyrights © 2025