Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap pengalaman autentik guru dalam membentuk literasi sains siswa melalui pendekatan pembelajaran yang memupuk resiliensi belajar. Menggunakan pendekatan fenomenologi. Penelitian ini melibatkan enam guru sains dari jenjang SMP dan SMA yang dipilih secara purposif. Data dikumpulkan melalui angket terbuka yang diikuti oleh wawancara mendalam untuk mengkonfirmasi/verifikasi respon guru. Data dianalisis secara kualitatif deskriptif dengan tahapan: reduksi, klasifikasi, dan simpulan. Hasil penelitian mengungkap tiga tema utama: (1) Guru sebagai pendukung emosional dan motivator akademik, (2) Pembelajaran kontekstual sebagai pemicu literasi sains, (3) Eksplorasi dan kegagalan sebagai sarana membentuk resiliensi belajar. Guru tidak hanya menyampaikan konsep, tetapi menjadi fasilitator pembelajaran yang mendorong siswa untuk mengeksplorasi, mencoba, gagal, dan bangkit kembali. Pembelajaran kontekstual yang mengaitkan materi dengan kehidupan sehari-hari terbukti meningkatkan keterlibatan dan pemahaman siswa. Penelitian ini menyimpulkan bahwa literasi sains dan resiliensi belajar bukan hanya hasil dari penguasaan materi, tetapi merupakan proses yang dibentuk melalui hubungan sosial, dukungan emosional, dan pembelajaran reflektif. Guru menjadi agen transformasi yang menjembatani siswa dengan realitas ilmiah dan menguatkan mereka dalam menghadapi tantangan akademik. Penelitian ini berimplikasi pada penguatan peran guru sains di sekolah dalam mendukung resiliensi sains sehingga dapat meningkatkan literasi sains siswa.
Copyrights © 2025