Penelitian ini mengkaji gaya arsitektur Istana Asserayah Al-Hasyimiah (Istana Siak) menggunakan pendekatan semiotika pragmatik. Dibangun antara tahun 1890 hingga 1899, istana ini menggabungkan arsitektur lokal Melayu dengan pengaruh gaya Indische Empire dan neo-klasik. Melalui observasi, wawancara, dan analisis dokumen, ditemukan bahwa tata ruang simetris istana mencerminkan harmoni budaya Melayu, sementara elemen seperti lengkung lancip, lengkung tapal kuda, dan desain berbentuk perahu memiliki makna simbolis. Lengkung lancip melambangkan spiritualitas Islam, lengkung tapal kuda mencerminkan modernitas dan keterhubungan, sedangkan bentuk perahu melambangkan perjalanan hidup manusia. Posisi istana yang menghadap Sungai Siak mencerminkan kepercayaan kosmologis masyarakat Melayu tentang hubungan antara manusia, alam, dan Tuhan. Selain keindahan arsitekturnya, Istana Siak juga berfungsi sebagai pusat pemerintahan, kebudayaan, dan tempat tinggal keluarga kerajaan. Penggunaan material lokal seperti kayu solid menegaskan identitas Melayu sekaligus memberikan kenyamanan. Penelitian ini menyimpulkan bahwa Istana Siak bukan hanya bangunan fungsional, tetapi juga simbol budaya yang kaya akan nilai sejarah dan makna. Penelitian lanjutan disarankan menggunakan teknologi digital atau membandingkan dengan bangunan serupa untuk memahami lebih jauh dinamika arsitektur transisi di Indonesi.
Copyrights © 2025