Abstrak Stunting merupakan salah satu tantangan besar dalam masalah gizi global yang dapat menentukan kualitas sumber daya manusia. Bayi stunting memiliki panjang badan kurang jika dibandingkan dengan umur yaitu kurang dari -2 standar deviasi (SD) pada kurva pertumbuhan World Health Organization (WHO). Hal ini disebabkan oleh kurangnya asupan gizi yang memadai dan atau infeksi kronis yang terjadi pada 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) Untuk  mengurangi  prevalensi  stunting,  tindakan  prenatal dan postnatal yang ditargetkan harus diterapkan, termasuk pemberian Air Susu Ibu (ASI) eksklusif dan keragaman pangan ibu menyusui.Tujuan penelitian: untuk menganalisis hubungan Inisiasi Menyusui Dini (IMD), ASI eksklusif, dan keragaman pangan ibu dengan kejadian stunting. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode observasional analitik melalui desain penelitian cross sectional. Subjek penelitian terdiri dari 158 bayi usia 0-6 bulan di wilayah kerja Puskesmas Benu-Benua dan Puskesmas Abeli. Pengumpulan data dilakukan dengan melihat buku KIA, mengukur panjang badan bayi,dan melakukan wawancara dengan menggunakan kuesioner kepada responden. Hasil Penelitian: secara bivariat variabel IMD tidak berhubungan signifikan dengan kejadian stunting bayi usia 0-6 bulan (p=0,102), ASI eksklusif tidak berhubungan dengan kejadian stunting bayi usia 0-6 bulan (p=0,171), dan keragaman pangan ibu juga tidak berhubungan dengan kejadian stunting bayi usia 0-6 bulan (p=0,791). Kesimpulan: Penelitian ini membuktikan bahwa Inisiasi Menyusui Dini, Pemberian ASI eksklusif, dan Keragaman Pangan, tidak berhubungan secara signifikan dengan kejadian stunting bayi usia 0-6 bulan di wilayah kerja Dinas Kesehatan Kota Kendari. Keywords: IMD, ASI Eksklusif, Keragaman Pangan Ibu, Stunting, Bayi 0-6 Bulan
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2025