Menurut Kemenkes 2020, Kebijakan pemerintah untuk meningkatkan status gizi balita melalui program pemantauan status gizi (PSG) dengan pemberian makanan tambahan selama 90 hari berturut-turut. Rumah gizi merupakan salah satu unit pelayanan kesehatan yang dimiliki oleh Dinas Kesehatan Kota yang khusus didirikan untuk mengatasi permasalahan gizi (gizi buruk, gizi kurang, stunting) di wilayah kerja puskesmas dan sekitarnya. Di wilayah kerja Puskesmas Pematang Cengal ditemukan 34 kasus gizi, 4 balita gizi buruk dan 30 balita gizi kurang untuk mengatasi masalah ini, Puskesmas Pematang Cengal membuat kebijakan melalui program Rumah Gizi Balita (RGB). Tujuan Penelitian ini adalah Untuk mengetahui efektifitas program rumah gizi balita terhadap status gizi, Untuk mengetahui dukungan keluarga terhadap status gizi balita, Untuk mengetahui dukungan petugas gizi puskesmas, dan Untuk mengetahui pengaruh sosial budaya terhadap status gizi balita. Jenis penelitian ini adalah penelitian dalam bentuk survei analitik dengan menggunakan pendekatan Cross Sectional. Sampel penelitian ini adalah total populasi yaitu 34 balita dan yang sebagai responden ibu balita. Pengumpulan data menggunakan lembar kuesioner dengan uji Chi-Square melalui program SPSS. Hasil Penelitian, ada pengaruh antara program rumah gizi balita dengan status gizi balita dengan nilai P = 0,00 < 0,05. Ada pengaruh dukungan keluarga terhadap status gizi balita dengan nilai P = 0,047 < 0,05. Ada pengaruh dukungan petugas gizi terhadap status gizi balita dengan nilai P = 0,016 < 0,05. Ada pengaruh sosial dan budaya terhadap status gizi balita dengan nilai P = 0, 011 < 0,05. Diharapkan Monitoring dan evaluasi pelaksanaan Program Rumah Gizi Balita (RGB) sangat perlu dilakukan untuk menaikan status gizi balita.
Copyrights © 2025