Tanaman kunyit merupakan tanaman herba perenial dan mempunyai rimpang yang masuk ke dalam famili jahe (Zingiberaceae). Kunyit dikenal sebagai curcuma longa. Namun, penelitian baru-baru ini menemukan cara kerja kunyit dan komponen bioaktifnya. Polifenol utama yang ditemukan secara alami dalam rimpang tanaman Curcuma longa, juga dikenal sebagai kunyit, adalah kurkumin (1,7-bis(4-hidroksi-3-metoksifenil)-1,6-heptadiena-3,5-dion), yang juga dikenal sebagai diferuloilmetana. Di negara-negara Asia, curcuma longa secara tradisional digunakan sebagai obat herbal karena sifat antioksidan, antiinflamasi, antimutagenik, antimikroba, dan antikankernya. Kunyit, yang merupakan sumber kurkumin, adalah tanaman herba berumbi tahunan dari keluarga jahe, yang dikenal sebagai curcuma longa. Umumnya, kunyit yang dikenal masyarakat berwarna kuning. Namun, terdapat pula jenis kunyit putih yang kurang dikenal dan dimanfaatkan. Tujuan penelitian ini untuk membandingkan kandungan kurkumin antara kunyit kuning (Curcuma longa) dan kunyit putih (Curcuma zedoaria) yang diekstraksi menggunakan metode Soxhlet dan dianalisis menggunakan spektrofotometri visible. Pada penelitian ini menggunakan kunyit kuning (Curcuma longa) dan kunyit putih (Curcuma zedoaria) dari probolinggo dan dilakukan pengukuran dan potensinya sebagai sumber kurkumin alternatif. Pada penelitian ini didapatkan kadar kurkumin pada kunyit kuning sebesar 74104,4±4745,97 mg/mL dan kunyit putih 265,37±21,25 mg/mL. Penelitian ini memberikan informasi untuk pemilihan bahan baku yang efektif dalam pengembangan obat herbal, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap senyawa bioaktif kunyit putih.
Copyrights © 2025