Film ini berangkat dari kisah penduduk jawa yang tinggal di daerah transmigrasi dan memiliki sosok kepala desa yang baik, ramah dan sangat dihormati. Namun Sumi sebagai istri kepala desa melihat berbagai kejadian aneh di desa, ia khawatir bahwa suaminya, Gito sebagai kepala desa Mulyo Sari disalahkan akibat dari kejanggalan yang dialami Sumi. Namun, ternyata kejadian ini mengakibatkan bencana terhadap keluarganya sendiri. Film ini berjudul Petaka yang berarti bencana, kesengsaraan ataupun penderitaan yang dialami oleh Gito dan Sumi. Tujuan penciptaan karya ini untuk menyelesaikan studi strata 1 di Institut Seni Indonesia Padangpanjang. Film ini bergenre horor supranatural, yaitu rasa takut yang dihadirkan karena ritual menggunakan keris bukan rasa takut karena hantu. Penciptaan karya ini menggunakan komposisi Simetris dan Asimetris untuk menunjukkan perubahan karakter pada tokoh utama dalam film. Tokoh utama dalam film Petaka memiliki perubahan karakter yaitu karakter baik dan ramah, dan karakter jahat dan suka membunuh. Hasil dari karya cipta ini komposisi Asimetris untuk menunjukan sikap keseharian tokoh utama di tengah masyarakat, komposisi Simetris untuk menunjukkan sikap tokoh utama saat melakukan ritual.
Copyrights © 2025