Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

Unsur Sinematik dalam Membentuk Genre Found Footage pada Film Keramat Karya Monty Tiwa Muzakki, Muhammad Ariq; Pradhono, Choiru; Adriyandi, Adriyandi
ROLLING Vol. 6 No. 2 (2023): ROLLING Volume 6 Nomor 2 Tahun 2023
Publisher : Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19184/rolling.v6i2.42645

Abstract

This study aims to reveal and determine the role of cinematic elements contained in found footage genre films. The formation of the found footage genre contained in the film, seen from the aspects of mise en scene (setting, lighting, makeup and costumes as well as players and movements), cinematography, sound and editing. The research method used is a qualitative research method with a descriptive approach. The object of research chosen was the Sacred (2009) by director Monty Tiwa. Data in the study were obtained from observation, literature studies and documentation about films. The theory used in analyzing cinematic elements is the theory of cinematic elements by Himawan Pratista based on the theory of found footage by Alexandra Heller and Nicholas. The results of this study showed that 22 scenes were selected as objects identifying cinematic elements in forming the found footage genre. In this film, cinematic elements play an important role in supporting the packaging of found footage horror genre films so that they can build audience confidence in reality and suspense through mise en scene, cinematography, sound and editing. Acting players and subjective cameras with long-duration handheld camera techniques on films, giving greater influence to the realistic impression of found footage genre films. Keywords: Cinematic Elements, Genre Found Footage, Sacred Film.
Pelatihan Produksi Konten Talkshow bagi Siswa Sekolah Dasar Karyadi, FX Yatno; Arief, Muhammad; Pradhono, Choiru; Najmi, Maisaratun
Jurnal Abdidas Vol. 5 No. 6 (2024): Desember
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/abdidas.v5i6.1048

Abstract

Pada era digital ini, berbagai komunitas seperti sekolah sering kali mengelola media seperti YouTube. Talkshow merupakan salah satu format konten populer yang dapat ditujukan untuk berbagai kelompok audiens. Salah satu format konten yang dapat dipilih adalah konten talkshow untuk anak-anak. Pelatihan ini bertujuan memberikan pengetahuan tentang proses produksi konten talkshow bagi siswa sekolah dasar. Bentuk pelatihan dilakukan dengan cara mengerjakan sebuah proyek produksi konten talkshow yang mengambil tema tentang aktivitas sehari-hari di sekolah. Metode yang digunakan berupa demonstrasi, simulasi dan praktikum di studio. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa antusiasme peserta pelatihan mampu meningkatkan pengetahuan pada bidang ilmu komunikasi, memahami proses produksi konten audio visual dan meningkatkan kemapuan komunikasi verbal maupun komunikasi bermedia.
MISE EN SCENE UNTUK MENCIPTAKAN GAMBAR METAFORA DALAM FILM FIKSI FEMENINE Situngkir, Rivaldo Cristenseen; Pradhono, Choiru; Suisno, Edy
EZRA SCIENCE BULLETIN Vol. 3 No. 1 (2025): January-June 2025
Publisher : Kirana Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58526/ezrasciencebulletin.v3i1.266

Abstract

Film fiksi Femenine mengisahkan tentang seorang pria bersifat femininbernama Dendi. Tokoh Dendi yang mengalami pemahaman seksual, streotipdanmaskulinitas oleh lingkungan. Maraknya kasus ini menjadi tema besar dalampembuatan film Femenine . Film ini menggunakan konsep penerapan Mise EnScene untuk menciptakan Visual Metaphor pada film Femenine . Tujuan dari penciptaan karya ini adalah dengan mengahadirkan elemen Mise en scene padafilm untuk menghadirkan Visual Metaphor, sehingga penonton dapat mengonseptualkan ke suatu hal atau kejadian. Film Femenine ini tidak hanyamenampilkan pesan verbal (dialog dan ekspresi pemain) tetapi jugamenampilkan pesan non verbal dari setting, acting, lighting, dan Wandrobe, yangmendukung terciptanya film ini. Sedangkan di dalam film terdapat aspek-aspek yangmembentuk sebuah film, diantaranya sentuhan pada aspek Mise en scene mampuuntuk mengonstruksi pemahaman penonton pada sebuah filmyang tidak hanyamendapat informasi namun juga dapat membangun aspek emosi.
PENATAAN VERTICAL SHOT UNTUK MENDUKUNG KARAKTER PADA FILM LABYRINTH OF MIND Novriansyah, Teddi; Pradhono, Choiru
EZRA SCIENCE BULLETIN Vol. 3 No. 1 (2025): January-June 2025
Publisher : Kirana Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58526/ezrasciencebulletin.v3i1.253

Abstract

Film Labyrinth Of Mind bergenre thriller pshycology menceritakan tentang Chira, seorang wanita berusia 20 tahun memiliki karakter unik yang suka membuat konten vlog, tetapi menderita skizofrenia paranoid yang dipicu oleh faktor genetik dan pengalaman traumatis saat menyaksikan ayahnya yang stres setelah kematian tragis ibunya. Dalam upaya mencari ketenangan, Chira pergi ke sebuah villa di pegunungan. Namun, ketenangan yang diharapkannya berubah menjadi mimpi buruk ketika dia mulai mendengar bisikan-bisikan dan mengalami halusinasi tentang ayah dan ibunya yang telah meninggal. Di villa tersebut, Chira menemukan selendang merah dalam sebuah peti, yang membawa serangkaian kejadian aneh dan menakutkan. Setelah berlari panik dan bersembunyi di hutan, Chira terus dihantui oleh suara-suara dan bayangan hitam yang menakutkan. Ketika akhirnya terbangun di rumah sakit, dia menyadari bahwa barang-barang yang ada disebuah villa seperti peti, selendang merah, dan surat kabar semuanya nyata, mencerminkan kondisi mentalnya yang semakin parah. Konsep tata kamera yang digunakan pada film Labyrinth of mind menggunakan Teknik Vertical Shot untuk mendukung karakter tokoh Chira pada film Labyrinth Of Mind. penggunaan Vertical Shot atau pengambilan gambar secara vertikal, yang berfungsi untuk memperdalam ekspresi emosional dan mental dari karakter. Teknik ini memungkinkan penonton untuk merasakan isolasi, kebingungannya, serta tekanan psikologis yang dialami Chira saat berhadapan dengan dunia yang kacau dan penuh teka-teki. Karena pengaruh penggunaan smartphone manusia sudah dekat sekali dengan Hp nya dan karakter Chira akan terlihat jelas karena mata manusia zaman sekarang sudah rutin melihat layer hp yang vertical.
PENCIPTAAN FILM DOKUMENTER WARISAN TAK TERURAI DENGAN GAYA PARTICIPATOR Farhat Jen, Yusuf; Pradhono, Choiru
EZRA SCIENCE BULLETIN Vol. 3 No. 1 (2025): January-June 2025
Publisher : Kirana Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58526/ezrasciencebulletin.v3i1.307

Abstract

Film dokumenter Warisan Tak Terurai merupakan sebuah karya visual yang menggugah kesadaran akan krisis pengelolaan sampah di Kota Padang Panjang. Dengan mengusung gaya Participatory, film ini menempatkan pengkarya sebagai subjek aktif yang tidak hanya mengamati, namun juga terlibat langsung dalam realitas lingkungan yang diangkat. Melalui pendekatan ini, dokumenter menghadirkan kedekatan emosional dan narasi reflektif antara pembuat film, narasumber, serta audiens, dalam memahami persoalan struktural dan sosial terkait sampah. Proyek ini berangkat dari keprihatinan terhadap meningkatnya volume sampah dan rendahnya kesadaran masyarakat terhadap pemilahan dan pengelolaan limbah. Proses riset dilakukan melalui observasi, wawancara mendalam, serta partisipasi langsung di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sungai Andok dan komunitas lokal seperti Bank Sampah. Film ini terbagi dalam tiga segmen naratif yang menyajikan potret realitas, interaksi dengan pihak otoritas, serta inisiatif kecil yang menggugah perubahan. Dengan durasi 16 menit 33 detik, dokumenter ini tidak hanya menjadi media edukasi lingkungan, tetapi juga ajakan transformasi sosial yang dimulai dari langkah sederhana. Diharapkan, karya ini mampu menginspirasi keterlibatan aktif masyarakat dalam menjaga keberlanjutan ekosistem, serta menjadi refleksi bahwa warisan lingkungan yang kita tinggalkan tak seharusnya menjadi
KOMPOSISI FRAME WITH IN FRAME UNTUK MEMPERKUAT KETERASINGAN TOKOH UTAMA DALAM FILM BAYANG Arsyad, M Habibudin; Pradhono, Choiru
EZRA SCIENCE BULLETIN Vol. 3 No. 1 (2025): January-June 2025
Publisher : Kirana Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58526/ezrasciencebulletin.v3i1.312

Abstract

Penelitian penciptaan ini bertujuan untuk mengeksplorasi penggunaan komposisi frame within frame sebagai strategi visual untuk memperkuat representasi keterasingan tokoh utama dalam film fiksi berjudul Bayang. Tokoh utama, Ridho, mengalami konflik batin dan sosial akibat stigma terhadap masa lalu ayahnya yang dituduh sebagai pelaku pengeboman. Komposisi frame within frame digunakan sebagai pendekatan sinematografi untuk merepresentasikan isolasi psikologis dan sosial yang dialami tokoh utama. Teknik ini diwujudkan melalui elemen visual seperti pintu, jendela, dan objek lain dalam mise-en-scène yang secara simbolis memisahkan tokoh dari lingkungannya. Penelitian ini menggunakan metode penciptaan yang meliputi tahapan persiapan, perancangan, perwujudan, dan penyajian karya. Hasil dari penciptaan ini menunjukkan bahwa penggunaan frame within frame secara konsisten mampu membangun atmosfer visual yang mendukung narasi keterasingan dan memperdalam pengalaman emosional penonton terhadap karakter utama.
PERJUANGAN NELAYAN SAMOSIR MELAWAN INVASI IKAN RED DEVIL DI DANAU TOBA MELALUI FILM DOKUMENTER CINEMA VERITE Saing, Abeth Nico; Pradhono, Choiru
EZRA SCIENCE BULLETIN Vol. 3 No. 2 (2025): July-December 2025
Publisher : Kirana Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58526/ezrasciencebulletin.v3i2.381

Abstract

Invasi ikan Red Devil (Amphilophus labiatus) di Danau Toba mengancam ekosistem perairan dan mengganggu mata pencaharian nelayan tradisional di Samosir. Penulis menyikapi isu ini melalui pendekatan sinematik berbasis gaya cinema verite dalam film dokumenter berjudul Jerat Merah di Danau Toba. Gaya ini memungkinkan penyampaian realitas secara otentik, mengandalkan pengambilan gambar langsung tanpa narasi, skenario, atau minim intervensi. Hasil karya ini diharapkan dapat menjadi bentuk advokasi visual yang efektif dalam meningkatkan kesadaran publik terhadap isu spesies invasif dan pentingnya pelestarian lingkungan perairan serta budaya lokal yang hidup di sekitarnya.
PENATAAN KAMERA SUBJECTIVE SHOT UNTUK MEMPERKUAT DRAMATIK PADA FILM OUR SECRET CRIME Arif, Muhammad; Pradhono, Choiru
EZRA SCIENCE BULLETIN Vol. 3 No. 2 (2025): July-December 2025
Publisher : Kirana Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58526/ezrasciencebulletin.v3i2.427

Abstract

Director of Photography bertanggung jawab penuh terhadap visual yang akan ditampilkan serta pemilihan teknik visual. Skenario Our Secret Crime bergenre thriller mistery dengan tema perselingkuhan dalam rumah tangga menceritakan tentang Daniel yang membunuh selingkuhan Sheira karena tidak ingin istrinya dimiliki oleh laki-laki lain. Penulis sebagai Director of Photography menggunakan metode penciptaan melalui tiga tahap pra produksi, produksi, dan paska produksi dalam penciptaan film Our Secret Crime. Director of Photography memperkuat dramatik melalui penyampaian suspance, coriousity, conflik, dan surprice. Director of Photography akan mewujudkan konsep subjective shot unutk memperkuat dramatik. Penulis sebagai Director of Photography menerapkan konsep melalui beberapa adegan pilihan. Penggunaan Teori Kamera dari Dicky Umbara dan Teori Subjective Shot dari Himawan Pratista. Penulis sebagai Director of Photography juga melakukan pemilihan teknik movement kamera dalam produksi film fiksi ini. Setelah proses pra produksi, produksi dan paska poduksi dilakukan, maka penulis telah berhasil sebagai Director of Photography pada film fiksi Our Secret Crime menggunakan penataan kamera Subjective Shot untuk memperkuat dramatik.
KOMPOSISI SIMETRIS DAN ASIMETRIS UNTUK MENUNJUKKAN PERUBAHAN KARAKTER PADA TOKOH UTAMA DALAM FILM PETAKA Saputra, Ongky Angga; Pradhono, Choiru; Najmi, Maisaratun
Offscreen Vol 4, No 1 (2025): Offscreen: Journal Of Film and Television (January-June 2025)
Publisher : Institut Seni Indonesia Padangpanjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26887/os.v4i1.4718

Abstract

Film ini berangkat dari kisah penduduk jawa yang tinggal di daerah transmigrasi dan memiliki sosok kepala desa yang baik, ramah dan sangat dihormati. Namun Sumi sebagai istri kepala desa melihat berbagai kejadian aneh di desa, ia khawatir bahwa suaminya, Gito sebagai kepala desa Mulyo Sari disalahkan akibat dari kejanggalan yang dialami Sumi. Namun, ternyata kejadian ini mengakibatkan bencana terhadap keluarganya sendiri. Film ini berjudul Petaka yang berarti bencana, kesengsaraan ataupun penderitaan yang dialami oleh Gito dan Sumi. Tujuan penciptaan karya ini untuk menyelesaikan studi strata 1 di Institut Seni Indonesia Padangpanjang. Film ini bergenre horor supranatural, yaitu rasa takut yang dihadirkan karena ritual menggunakan keris bukan rasa takut karena hantu. Penciptaan karya ini menggunakan komposisi Simetris dan Asimetris untuk menunjukkan perubahan karakter pada tokoh utama dalam film. Tokoh utama dalam film Petaka memiliki perubahan karakter yaitu karakter baik dan ramah, dan karakter jahat dan suka membunuh. Hasil dari karya cipta ini komposisi Asimetris untuk menunjukan sikap keseharian tokoh utama di tengah masyarakat, komposisi Simetris untuk menunjukkan sikap tokoh utama saat melakukan ritual.
PELATIHAN PRODUKSI FILM PENDEK FIKSI DI SMA 1 PADANGPANJANG Pradhono, Choiru; Arzul, Arzul; Andhika, Veggy; Hamdi, Khairil
Batoboh Vol 1, No 1 (2016): Batoboh -Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat
Publisher : Institut Seni Indonesia Padangpanjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26887/bt.v1i1.148

Abstract

Film sudah menjadi sebuah seni yang sangat dekat dengan masyarakat saat ini. Film beberapa tahun terakhir menjadi bagian dari lomba kesenian siswa-siswa SMA ditingkat nasional yang bernama FLS2N (Festiva Dan Lomba Seni Siswa Nasional) yang secara reguler diadakan berkala setiap tahun. Siswa siswi SMAN 1 Padangpanjang terlibat menjadi salah satu peserta pada kegiatan tersebut dan karena masih belum memahami proses produksi film fiksi secara benar dan tepat yakni mengikuti tahapan pra produksi, produksi dan paska produksi maka dibutuhkan penambahan wawasan dan pelatihan. Produksi film sebelumnya yang dilakukan hanya sebatas perekaman atau pendokumentasian tanpa mempertimbangkan persiapan pra produksi, produksi, paska produksi, tata artistik, unsur sinematografi, mise and scene dan konsep estetika film lainnya. Produksi yang dlilakukan lebih kepada improvisasi pendokumetasian tidak kepada petimbangan-pertimbangan unsur yang telah diuraikan tersebut. Hal tersebut berakibat pada belum memenuhi unsur sebuah film fiksi yang benar dan baik dalam menyampaikan pesannya. Untuk itu, dalam menambah wawasan dan pengetahuan siswa siswi SMAN 1 Padangpanjang perlu diadakan pelatihan terkait dengan produksi film pendek fiksi