Penelitian ini membahas makna kata a`mâ dan turunannya dalam Al-Qur’an serta relevansinya terhadap etika sosial terhadap difabel netra. Kata a`mâ tidak hanya merujuk pada kebutaan fisik, tetapi juga memiliki makna kiasan seperti kebutaan hati dan kesesatan spiritual. Tujuan penelitian ini adalah menggali medan makna kata tersebut serta implikasi sosialnya dalam membangun sikap inklusif terhadap penyandang difabel netra. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan pendekatan semantik Al-Qur’an menurut Toshihiko Izutsu. Penelitian ini menganalisis ayat-ayat yang mengandung lafaz a`mâ, mengelompokkan berdasarkan tema, serta mengkaji relasi makna dengan konsep-konsep lain seperti nûr, bashîr, ghisyâwah, dan khatama. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Al-Qur’an memberikan makna yang dalam dan berlapis terhadap kebutaan, tidak hanya sebagai kondisi biologis tetapi juga sebagai simbol hilangnya petunjuk. Hal ini memperkaya perspektif Islam tentang disabilitas, menekankan pentingnya kesadaran sosial, penghormatan, dan perlakuan adil terhadap difabel netra sebagai bagian dari tanggung jawab moral umat
Copyrights © 2025