Penelitian ini bertujuan untuk menelaah dampak dominasi kapitalisme dan modernitas pada relasi manusia dan alam. Kondisi ini berkaitan dengan kehidupan masyarakat Manggarai dan alam yang hidup berdampingan secara harmonis. Mereka bahkan memiliki kepercayaan-kepercayaan terhadap alam, seperti burung Ngkiong yang dapat memberitahukan nasib manusia berdasarkan nada-nada kicauannya. Kondisi tersebut terlihat dalam cerpen “Nada-Nada yang Rebah” (2024) karya Armin Bell. Penelitian ini akan mengkaji transformasi hubungan antara masyarakat Manggarai dan burung Ngkiong karena adanya kapitalisme dan modernitas dalam cerpen tersebut. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif kajian tekstual dengan pendalaman menggunakan teori ekokritik pribumi Anne Heith dan konsep metabolic rift dari J.B. Foster. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa burung Ngkiong, yang semula menjadi simbol identitas kultural dan ekologis masyarakat Manggarai, kehilangan maknanya seiring dengan ekspansi kapitalisme dan modernitas. Temuan ini menegaskan adanya kompleksitas hubungan manusia dan alam karena kondisi sosial-ekonomi, bukan hanya karena hubungan relasional antara keduanya.
Copyrights © 2025