Karya tari berjudul “Rasuk” terinspirasi dari fenomena budaya yang terjadi di Nagari Taeh Baruah, Kecamatan Payakumbuh, Kabupaten Lima Puluh Kota. Karya ini merepresentasikan respons tubuh Puti Lasuang Batu yang mengalami gangguan akibat kiriman roh oleh seorang dukun sirompak. Gagasan tersebut diwujudkan dalam bentuk koreografi kelompok, dengan melibatkan tujuh penari perempuan sebagai representasi atas berbagai macam reaksi tubuh yang timbul akibat pengalaman tersebut. Pertunjukan karya ini dilaksanakan di Auditorium Boestanul Arifin, Institut Seni Indonesia Padangpanjang, dengan menggunakan iringan musik teknolive. Struktur koreografi terbagi ke dalam tiga bagian. Bagian pertama merupakan interpretasi pengkarya terhadap bunyi dendang yang direspons melalui gerak tubuh. Bagian kedua menggambarkan respons tubuh berupa kejang-kejang yang disebabkan oleh pengaruh mantra. Adapun bagian ketiga menampilkan reaksi tubuh yang tidak terkontrol sebagai akibat lanjutan dari mantra tersebut. Proses perwujudan karya ini menggunakan metode yang terdiri atas pengumpulan data melalui observasi, eksplorasi gerak, improvisasi, pembentukan koreografi, serta evaluasi.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2025