Background: Perempuan Baduy menambah penghasilannya dengan cara berjualan tenun kepada wisatawan yang datang ke desanya. Penjualan dilakukan di teras rumah mereka. Tidak semua perempuan Baduy memiliki rumah yang lokasinya strategis untuk berjualan. Untuk mengatasi masalah ini, mereka mempromosikan produknya melalui media sosial, seperti WhatsApp, Instagra, Facebook. Sayang sekali usaha ini belum memberikan hasil yang memuaskan. Penjualan produk belum meningkat dengan signifikan. Tujuan kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah membantu perempuan Baduy untuk mempromosikan produknya melalui media sosial. Mitra pengabdian ini adalah 4 orang perempuan Baduy yang memasarkan produk tenunnya melalui media social. Metode: Metode yang digunakan adalah metode Participatory Action Research (PAR). Dilakukan dengan cara mengajak mitra ikut mengatasi masalah mereka sendiri. Brainstorming dilakukan untuk menggali nilai-nilai yang mereka anut, untuk merancang logo dan merek produk mereka. Pelatihan memotret dilakukan agar foto produk mereka memenuhi syarat untuk diunggah di media sosial. Pelatihan unggah produk sebagai bahan promosi di media social. Hasil: Pelatihan unggah media social lebih sulit, karena keterbatasan di kampung Kaduketug yang tidak memiliki listrik. Selain itu koneksi internet sering tidak stabil. Kondisi ini membuat pelatihan harus dilakukan berulang-ulang, tetapi setelah pelatihan usai, pemantauan yang pengabdi lakukan terhadap media social mereka, memberikan hasil yang sangat baik. Kesimpulan: Pelatihan pemotretan produk telah meningkatkan kemampuan mitra untuk memotret produk Hasil potret yang mereka lakukan sudah cukup baik. Mereka sudah mampu untuk memadu padankan warna-warna kain tenun, sehingga terlihat menarik.
Copyrights © 2025