Karya tari “Identitas Yang Terkikis” terinspirasi dari fenomena sosial budaya yang ada di Dusun Ps. Hilalang, Desa Taluk, Kecamatan Pariaman Selatan, Kota Pariaman yaitu Tradisi Maantaan Tando. Tradisi Maantaan Tando merupakan sebuah tradisi pernikahan yang merajuk pada simbol atau tanda pengikat yang diberikan dari pihak keluarga perempuan kepada keluarga laki-laki sebagai bentuk pertunangan resmi. Tradisi ini bertujuan untuk menjaga silahturahmi antara kedua belah pihak., tradisi ini juga mengandung nilai kebersamaan, kegembiraan, gotong-royong dan saling tolong-menolong. Dari fenomena tersebut, pengkarya menerjemahkannya ke dalam bentuk koreografi berkelompok yang ditampilkan di Auditorium Boestanul Arifin Adam Institut Seni Indonesia Padangpanjang. Karya yang terbagi dalam tiga bagian ini ditampilkan oleh tujuh orang penari perempuan. Rias busana yang digunakan yaitu rias cantik panggung dan busana baju kurung kreasi berwarna crem dengan bawahan kain sarung pada bagian satu, baju kurung kreasi berwarna warni dengan celana longgar berwarna putih pada bagian dua. Metode yang digunakan dalam penggarapan karya ini adalah riset, rancangan konsep, alat perwujudan karya, kerja studio, dan konsep pertunjukan.
Copyrights © 2025