Perkembangan era digital telah menghadirkan tantangan sekaligus peluang baru bagi pendidikan Kristen, khususnya dalam menjangkau generasi muda yang hidup dalam ekosistem teknologi, media sosial, dan budaya visual. Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan strategi transformasi pendidikan Kristen dalam misi pemuda secara kontekstual, dengan pendekatan kualitatif berbasis kajian pustaka. Melalui sintesis literatur klasik dan kontemporer, ditemukan bahwa pendidikan Kristen yang efektif harus dibangun di atas tiga fondasi utama: komunitas kecil yang relasional dan akuntabel, pemanfaatan teknologi digital secara transformatif, serta pengajaran yang berakar pada Injil dan visi kekudusan hidup. Warisan pemuridan John Wesley melalui class meeting, prinsip digital discipleship dari Barna Group, serta kritik Brian Cosby terhadap pelayanan pemuda yang dangkal, menjadi dasar bagi pengembangan model pemuridan yang menyentuh dimensi spiritual, sosial, dan digital secara utuh. Temuan ini mengindikasikan bahwa transformasi pendidikan Kristen bukan sekadar adopsi teknologi, tetapi sebuah panggilan untuk menuntun pemuda menjadi murid Kristus yang setia, kritis, dan relevan di tengah dunia digital yang cepat berubah. Artikel ini menyarankan agar gereja dan komunitas pelayanan pemuda merancang ulang strategi pemuridan mereka dengan pendekatan yang teologis, fleksibel, dan berdampak jangka panjang.
Copyrights © 2025