Abstrak: Tulisan ini merupakan gagasan untuk menjawab problem pembelajaran sastra di Perguruan Tinggi yang selama ini lebih memfokuskan pada teori sastra. Karya sastra seolah-olah artefak ‘benda mati’ yang tidak memberikan manfaat apa pun sehingga kehadirannya tidak dilibatkan dalam pembelajaran sastra. Oleh karena itu, gagasan-gagasan berikut perlu ditekankan dalam pembelajaran sastra di Perguruan Tinggi. Pertama, pembelajaran sastra harus dilakukan secara tim/berkelompok (timwork). Kedua, pembelajaran sastra harus mencakup tiga aspek, yaitu aspek kognitif, aspek emotif, dan aspek evaluatif. Ketiga, pembelajaran sastra harus melibatkan karya sastra. Tugas mahasiswa adalah mempertemukan antara konsep-konsep sastra dan karya sastra. Mereka, misalnya, menemukan karakteristik karya setiap periode sastra atau angkatan sastra pada fakta-fakta/data-data yang terdapat pada karya sastra sesuai dengan periode/angkatan sastra. Keempat, dalam kerangka pembelajaran sastra yang kreatif dan inovatif, mahasiswa diwajibkan mengerjakan tugas dan evaluasi yang menopang kemampuan apresiasi sastranya. Misalnya, secara individual, mahasiswa menganalisis perkembangan unsur estetik atau ekstraestetik dan secara berbeda mahasiswa diwajibkan membuat sinopsis karya sastra yang dibebankannya dari periode Balai Pustaka sampai dengan periode 2000-an. Sementara itu, evaluasi yang diberikan tidak ditekankan pada ranah ingatan dan pemahaman, tetapi diarahkan pada ranah aplikasi dan evaluasi.
Copyrights © 2017