Karya tari “Bisik dalam Hijau” terinspirasi dari konflik perebutan air sawah di Nagari Paninggahan, Kabupaten Solok. Karya ini mengambarkan ketamakan manusia dalam menguasai sumber daya air, yang menjadi pemicu ketimpangan dan perpecahan di Tengah kehidupan masyarakat petani. Ketamakan di interpretasikan dalam bentuk simbol Gerak yang mengambarkan ketamakan, pola lantai, serta dinamika tubuh yang mewakili tindakan perebutan baik dilakukan secara terang- terangan maupun secara diam-diam. Proses penciptaan dilakukan dalam penciptaan melalui eksplorasi, improvisasi, komposisi dan observasi. Karya di bentuk tiga bagian, tumbuhnya rasa ingin memiliki, ragam bentuk ketamakan dan dampak ketamakan di kehidupan sosial.” Bisik dalam Hijau” tidak hanya menampilkan bentuk pertujukan tari, tetapi juga menjadi ruang refleksi tentang pentingnya keadilan, kebersamaan, dan kesadaran sosial dalam mengelolah sumber daya alam.
Copyrights © 2025