Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

MEUPILET PILET: Tubuh dan Tali Sebagai Kehidupan Masyarakat Aceh IRWAN SYAH PUTRA; Idun Ariastuti
Creativity And Research Theatre Journal Vol 2, No 2 (2020): Creativity And Research Theatre Journal (CARTJ)
Publisher : Institut Seni Indonesia Padang Panjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26887/cartj.v2i2.1374

Abstract

Karya tari berjudul ” Meupilet Pilet” ini terinspirasi kegiatan masyarakat pesisir pantai di kota Lhokseumawe yang berkerja di lautan dengan menarik pukat ‘Tarek Pukat’. Tarek Pukat menurut istilah adalah suatu aktivitas yang dilakukan di pesisir pantai untuk menangkap ikan dengan menggunakan jala yang telah ditebar di lautan dengan menggunakan perahu nelayan, kemudian ditarik ke daratan secara bersama-sama. Pengkarya merasa tersentuh terutama melihat tali yang disimpulkan menjadi sebuah jala dimana proses pembuatannya memiliki tingkat kesulitan yang tinggi, membutuhkan konsentrasi pikiran , keseimbangan antara sisi kanan dan kiri, cermat dan detail serta harus  memiliki keterampilan dalam menyimpulkan setiap pola jala. Pengkarya mentitik fokuskan tali tersebut sebagai inspirasi pengkarya yang diintepretasikan sebagai gambaran kehidupan, mengikat, tidak terputus-putus yang dimaknai sebagai harapan yang sangat kuat, gambaran sebuah ikatan antara saudara, masyarakat, kehidupan, alam  serta alam dengan masyarakatnya, sebagai identitas masyarakat yang saling terjalin satu sama lain (terikat). Untuk menggarap konsep ini pengkarya mempunyai ide garapan, pengkarya menggunakan tubuh dan tali sebagai media ungkap serta properti rotan yang dililitkan tali sebagai gambaran ombat lautan, rumah serta kehidupan bagi masyarakat setempat. Metode yang digunakan dalam pelahiran karya ini diantaranya, observasi, pengolahan data, studi pustaka, pemilihan pendukung karya, eksplorasi, penataan gerak, improvisasi, dan evaluasi. Dalam karya ini terdiri dari tiga bagian, bagian pertama menggambarkan esensi tali dalam tubuh, bagian kedua menggambarkan fungsi tali dan bagian ketiga merupakan representasi secara keseluruhan tubuh dan tali.
Pelatihan Keterampilan Pemanfaatan Cangkang Telur untuk Produk Seni Kerajinan bagi Kelompok Ibu Rumah Tangga Kota Padang Panjang Taufik Akbar; Ferawati Ferawati; Idun Ariastuti
Jurnal Abdidas Vol. 2 No. 2 (2021): April, Pages 161-458
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/abdidas.v2i2.251

Abstract

Permasalahan sampah sudah menjadi isu lingkungan yang penting saat ini. Berbagai upaya untuk menanggulangi sampah terus dilakukan di berbagai kota di Indonesia. Salah satunya adalah dengan mendaur ulang sampah, baik sampah organik maupun sampah anorganik. Kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah sebuah pelatihan keterampilan mendaur ulang sampah organik, berupa cangkang telur menjadi produk seni kerajinan kepada kelompok ibu rumah tangga di Kelurahan Silaing Bawah, Kota Padang Panjang. Metode yang digunakan dalam program pengabdian masyarakat ini adalah ceramah, demonstrasi dan pelatihan. Keterampilan yang diajarkan adalah membuat mozaik dari cangkang telur pada tempat tisu. Hasil kegiatan menunjukkan antusias mitra (kelompok ibu rumah tangga) yang tinggi berkreasi membuat mozaik dengan memanfaatkan cangkang telur ayam, telur bebek, dan telur puyuh sehingga menjadi kerajinan tangan yang menarik.
KARYA TARI “FAKE SMILE” BERBASIS RISET Rahmat Elfi Julianto; Wardi Metro; Idun Ariastuti
Laga-Laga : Jurnal Seni Pertunjukan Vol 7, No 2 (2021): Laga-Laga: Jurnal Seni Pertunjukan
Publisher : Institut Seni Indonesia Padangpanjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26887/lg.v7i2.2075

Abstract

The dance work "Fake Smile" was inspired by personality disorders that exist around society, namely psychopaths. Psychopath, which is a condition in which a person cannot feel empathy and tends to commit violence to other humans without being followed by feelings of guilt for his own satisfaction. In working on this concept, the writer has an idea that is to use facial and body expressions as a medium of expression and communication as well as the property of a pyramid-shaped frame covered with cloth as an expression of the mood of a psychopath. In addition, the exploration of motion is developed from the behavior of people with psychopathic disorders which are visualized with the character of the writer. The methods used in this work include observation, data processing, literature study, selection of supporting works, exploration, motion arrangement, improvisation, and evaluation. This work consists of three parts, the first part describes the anti-social pressure, the second part describes the emotional sufferer, and the third part describes the uncontrolled body of the psychopath sufferer.
MANYAKOK CERIA SEBAGAI BENTUK PEMODERNAN TARI TRADISIONAL “MANYAKOK” KEMBALI KE KUANSING KABUPATEN SINGINGI RIAU Idun Ariastuti; Risnawati Risnawati; Yarlis Yarlis
PROSIDING: SENI, TEKNOLOGI, DAN MASYARAKAT No 3 (2018): Seni, Teknologi, dan Masyarakat #3
Publisher : LP2MP3M, INSTITUT SENI INDONESIA SURAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRACT Research and discussion that has been carried out in the first year said that the researchers and artists or the community supporting the dance Manyakokhave agreed to modernize it by developing the traditional danceManyakok, without losing the values contained in it in accordance to its aimto be a tourist performing art. In the second stage, the development produces a new dance compositionManyakok and returned to the supporting community through aPacuJalur tourism program. To achieve the objectives of this study, the method used is qualitative and R & D; it is also possible to use quantitative methods using a scientific approach, namely observation, literary study, field studies, modernization / development and marketing (case studies). Besides, to find out the effectiveness of the new model / form of dance composition, it needs to be tested. The test was conducted in the form of a pre-performance held on Friday, August 3, 2018 at 20.30 WIB, at the Adam ISI Huriah Building, Padangpanjang. After the pre-performance, it is followed by an open discussion. The result can be concluded that the new form of Manyakok dance composition was agreed to be entitled” Manyakok Ceria” dance. Alhamdulillah the results were very satisfying, even previously, it is planned to appear on the nightly arts event.After being shown at the pre-show, the observers from Pangean including the Regent plan to perform it at the PacuJalur. On Wednesday 29 August 2018, a new form of Manyakok dance compositions (Manyakok Ceria dance) is returned to the supporting community through performances at opening events and arts night events on the cultural program Pacu Jalur. The activity is in accordance to the objectives of the second phase of the research, namely to restore the new product of traditional dance composition of Manyakok to the community as well as an effort to preserve the traditional dance and improve the economy of the community.
PEMODERNAN DALAM BENTUK PENGEMBANGAN TARI TRADISI MANYAKOK SEBAGAI UPAYA PELESTARIANNYA DALAM BUDAYA PACU JALUR PADA MASYARAKAT PANGEAN KABUPATEN SINGINGI RIAU Idun Ariastuti; Risnawati; Nirwana Murni
PROSIDING: SENI, TEKNOLOGI, DAN MASYARAKAT No 2 (2017): Seni, Teknologi, dan Masyarakat #2
Publisher : LP2MP3M, INSTITUT SENI INDONESIA SURAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pemodernan tari tradisi Manyakok yang terinspirasi dari kehidupan Masyarakat Pangean Kabupaten Kuantan Singingi Riau dalam menangkap ikan (Manyakok), dilakukan sebagai upaya untuk melestarikan kembali tari tersebut yang sudah hampir ditinggalkan oleh masyarakat pendukungnya. Bentuk pemodernan yang dilakukan dengan cara mengembangkan tari Manyakok sesuai dengan ilmu komposisi tari, baik dari dari segi kuantitas maupun dari segi kualitas. Pengembangan dari segi kuantitas atau jumlah, yaitu pengembangan menuju kepada peregenerasian pelaku atau jumlah tari dengan cara mewariskan atau mengajarkan tari tersebut kepada orang lain, sehingga secara kuantitas orang yang menguasai tarian tersebut menjadi lebih banyak atau berkembang. Pengembangan dari segi kualitas, pengembangan yang dilakukan terhadap unsur-unsur pendukukng tari seperti, gerak, rias busana, musik, pola lantai, laighting dan sebagainya. Pemodernan tari Manyakok dalam bentuk pengembangan menghasilkan produk baru karya komposisi tari Manyakok sesuai dengan perkembangan saat ini. Produk baru karya komposisi tari tersesebut dikembalikan kepada masyarakat pada tahap selanjutnya melalui program budaya Pacu Jalur, agar tari Manyakok hidup dan berkembang kembali sesuai dengan perkembangan zaman.
Bentuk Pengembangan Baru Tari Manyakok sebagai Upaya Pelestarian Tradisi Idun Ariastuti; Risnawati Risnawati
PANGGUNG Vol 28, No 4 (2018): Dinamika Seni Tradisi dan Modern: Kontinuitas dan Perubahan
Publisher : LP2M ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (630.002 KB) | DOI: 10.26742/panggung.v28i4.716

Abstract

AbstractManyakok dance is a traditional dance of the Pangean community, Kuantan Singingi Regency, RiauProvince, which describes the daily routine of people's lives in fishing. This activity is called manyakok by the community. Initially, this dance had an important role in its supporting community, as entertainment in traditional events and others. However, nowadays, the dance has almost disappeared. This study uses two methods, namely, qualitative and Research & Development (R & D). A Qualitative methodis carried out through observation, interviews, and documentation studies. While interpretive analysis is used in the research to dig the concept of dance itself. Research & Deployment is employed through some stages: (1) product design; (2) design validation; (3) design improvements; (4) product trials; (5) product revisions; and (6) production. Through the emic approach, the results of this study indicate that Manyakok dance has a potential to be developed in the packaging of dance entertainment. Meanwhile, from an aesthetic point of view, the structure of the Manyakok dance is still very simple, does not have a well-ordered pattern. Therefore, creativity is required to maintain its continuity.Keywords: creativity, manyakok dance, developing art, the preservation of traditionAbstrakTari manyakok merupakan tari tradisional masyarakat Pangean, Kabupaten Kuantan Singingi, Provinsi Riau, yang menggambarkan rutinitas kehidupan masyarakat sehari-hari dalam menangkap ikan. Kegiatan ini oleh masyarakat setempat disebut dengan manyakok.Awalnya, tari ini memiliki peran yang penting bagi masyarakat pendukungnya, yakni sebagai hiburan dalam acara adat dan acara lainnya.Akan tetapi, sekarang tari tersebut sudah hampir hilang keberadaannya.Penelitianinimenggunakanduametode,yaitu kualitatif dan Research & Depelopment (R&D).Metode kualitatif dilakukan melalu iobservasi, wawancara, dan studi dokumentasi.Sedangkan analisis interpretatif digunakan dalam penelitian untuk menggali konseptari itu sendiri.Research &Depelopment dilakukan melalui tahapan: (1)desain produk; (2)validasi desain; (3)perbaikan desain; (4) uji coba produk; (5) revisi produk; dan (6) produksi. Melalui pendekatan emik, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tari manyakok memiliki potensi untuk dikembangkan dalam kemasan tari hiburan. Sedangkan apabila ditinjau dari sudut estetika, struktur tari manyakok masih sangat sederhana, belum memiliki pola yang tertata dengan baik. Oleh karena itu, dituntut kreativitas untuk mempertahankan kontinuitasnya.Kata kunci:kreativitas, tarima nyakok, pengembangan seni, pelestarian tradisi 
Karya Tari Bisik Dalam Hijau Dari Konflik Perebutan Air Sawah Di Nagari Paninggahan Dewi Safitri; Dony Osmond; Wahida Wahyuni; Idun Ariastuti
Menulis: Jurnal Penelitian Nusantara Vol. 1 No. 7 (2025): Menulis - Juli
Publisher : PT. Padang Tekno Corp

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59435/menulis.v1i7.541

Abstract

Karya tari “Bisik dalam Hijau” terinspirasi dari konflik perebutan air sawah di Nagari Paninggahan, Kabupaten Solok. Karya ini mengambarkan ketamakan manusia dalam menguasai sumber daya air, yang menjadi pemicu ketimpangan dan perpecahan di Tengah kehidupan masyarakat petani. Ketamakan di interpretasikan dalam bentuk simbol Gerak yang mengambarkan ketamakan, pola lantai, serta dinamika tubuh yang mewakili tindakan perebutan baik dilakukan secara terang- terangan maupun secara diam-diam. Proses penciptaan dilakukan dalam penciptaan melalui eksplorasi, improvisasi, komposisi dan observasi. Karya di bentuk tiga bagian, tumbuhnya rasa ingin memiliki, ragam bentuk ketamakan dan dampak ketamakan di kehidupan sosial.” Bisik dalam Hijau” tidak hanya menampilkan bentuk pertujukan tari, tetapi juga menjadi ruang refleksi tentang pentingnya keadilan, kebersamaan, dan kesadaran sosial dalam mengelolah sumber daya alam.
Karya Pola Langkah Tigo Dalam Tari “Tolun Hati” Kumala, Siski Yanti; Osmond, Dony; Stevenson, Yan; Ariastuti, Idun
JURNAL ILMIAH NUSANTARA Vol. 2 No. 6 (2025): Jurnal Ilmiah Nusantara
Publisher : CV. KAMPUS AKADEMIK PUBLISING

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61722/jinu.v2i6.6201

Abstract

The dance work "Tolun Hati" was inspired by a cultural phenomenon in Jorong Taeh Bukik, Payakumbuh District, Lima Puluh Kota Regency, namely the Dabuih Tradition. Dabuih is one of the traditional arts in the form of games or performances that involve skills, physical strength, immunity and courage. The creator translated it into a group choreography that was performed at the Huriah Adam Performance Building, Padangpanjang Indonesian Arts Institute. The work, which is divided into three parts, was performed by seven female dancers, where the seven female dancers played the role of the male body. The make-up used is beautiful stage make-up. While the clothes used are shiny gray creative kurung clothes with black pants. The methods used in creating this work are data collection or field observation, data processing, literature study, exploration, movement arrangement, improvisation, formation and evaluation.
Bentuk Penyajian Tari Piring Gelas Di Sanggar Kupek Beghaes Kabupaten Musi Rawas Utara Provinsi Sumatera Selatan Ayumi, Siska; Riyanti, Eva; Surherni; Syofia, Ninon; Maghfirah, Auliana Mukhti; Ariastuti, Idun
JURNAL ILMIAH NUSANTARA Vol. 2 No. 6 (2025): Jurnal Ilmiah Nusantara
Publisher : CV. KAMPUS AKADEMIK PUBLISING

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61722/jinu.v2i5.6202

Abstract

Beghaes Studio, North Musi Rawas Regency, South Sumatra Province. The method used in this study is descriptive qualitative. The purpose of descriptive qualitative methods is to analyze situations or events as they exist, through observation, interviews, and documentation. This study utilizes the presentation form theory proposed by Y. Sumandio Hadi. The results indicate that the presentation form of the Piring Gelas dance is an innovation, based on the Piring Gelas dance, which was once a traditional dance and then transformed into a presentation form. In the Piring Gelas dance, each movement element not only functions aesthetically but also contains symbolic meaning related to the cultural values of the community.
Tari Kurenah: Interpretasi Dampak Negatif TikTok pada Perilaku Remaja Melalui Koreografi Tunggal Ramadhani, Asa; Ariastuti, Idun; OKtavianus, OKtavianus
Bercadik: Jurnal Pengkajian dan Penciptaan Seni Vol 7, No 1 (2023): Bercadik: Jurnal Pengkajian dan Penciptaan Seni
Publisher : Institut Seni Indonesia Padang Panjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26887/bcdk.v7i1.4765

Abstract

Penelitian ini mengkaji fenomena sosial yang terjadi akibat penggunaan aplikasi media sosial TikTok, khususnya dampak negatifnya terhadap perilaku remaja, yang diinterpretasikan melalui karya tari berjudul "Kurenah". Karya ini merupakan sebuah koreografi tunggal yang mengekspresikan perilaku malas dan pemberontakan remaja saat menyelesaikan pekerjaan rumah, sebagai akibat dari ketergantungan pada TikTok. Penggunaan aplikasi ini diketahui memicu perubahan perilaku, seperti kecenderungan untuk menunda pekerjaan, kurangnya disiplin, serta apatisme terhadap lingkungan sekitar. Melalui pendekatan eksplorasi gerak, improvisasi, dan pembentukan komposisi tari, karya "Kurenah" menggabungkan elemen gerakan realis dengan gerakan-gerakan yang diadaptasi dari tren TikTok, disertai ekspresi komikal. Koreografi ini tidak hanya menggambarkan pengaruh teknologi pada kehidupan sehari-hari remaja, tetapi juga menawarkan kritik sosial terhadap fenomena tersebut. Karya ini juga mencerminkan betapa kuatnya pengaruh media sosial dalam membentuk perilaku generasi muda. Selain itu, penelitian ini bertujuan untuk memberikan wawasan bagi para pendidik dan orang tua tentang pentingnya pengawasan terhadap penggunaan media sosial oleh remaja.