Krisis pasokan aspal berbasis minyak bumi telah mendorong upaya inovatif dalam pengembangan bahan pengikat jalan yang lebih ramah lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji potensi tar hasil pirolisis tempurung kelapa sebagai bahan baku bioaspal melalui metode pencampuran panas (hot mix). Formulasi dilakukan dalam dua tahap: Bioaspal I dengan variasi rasio tar, karbon tempurung kelapa (KTK), dan serbuk tempurung kelapa (STK); serta Bioaspal II dengan penambahan lem fox sebagai perekat tambahan. Parameter fisik yang dianalisis meliputi berat isi, berat jenis, dan kerapatan relatif. Hasil pengujian menunjukkan bahwa sampel B1-D merupakan formulasi terbaik pada Bioaspal I, dengan nilai berat isi 1,10 g/cm³, berat jenis 1,32 g/cm³, dan kerapatan relatif 0,22 g/cm³. Sementara itu, pada Bioaspal II, sampel B2-C menunjukkan performa paling optimal dengan berat isi 0,93 g/cm³, berat jenis 1,12 g/cm³, dan kerapatan relatif 0,19 g/cm³. Analisis morfologi menggunakan Scanning Electron Microscope (SEM) mengungkapkan bahwa Bioaspal I memiliki struktur permukaan yang lebih padat dan homogen dibandingkan Bioaspal II. Penelitian ini menunjukkan bahwa tar tempurung kelapa memiliki potensi sebagai alternatif bahan bioaspal, meskipun diperlukan pengujian lanjutan seperti penetrasi, daktilitas, titik nyala, dan titik bakar untuk memastikan kelayakan aplikatif secara teknis
Copyrights © 2025